Perjuangan Cinta (part 3)

Malam hari, jalan terasa begitu padat bagi Wong. Namun itu semua tak terasa baginya, karena ia tahu, ia melakukan itu demi seorang gadis yang dicintainya, mantan kekasihnya.

Cukup jauh ia menyusuri jalan hingga Wong sampai di rumah Dion. Ia mengambil boneka yang dititipkan sebelumnya. Dan Wong kembali ke rumahnya dengan ucapan terima kasih yang sangat banyak untuk Dion yang bersedia membantunya.

Sesampai di rumah, Wong tergeletak tak berdaya karena sudah kehabisan tenaga selama satu hari penuh beraktivitas.

***

Keesokan harinya, Wong siap siap membungkus kado boneka yang sudah ia siapkan untuk mantannya tersebut. Disini ia mendapat sedikit masalah, karena bonekanya yang begitu besar, dan tidak ada kardus yang cukup, Wong bingung bagaimana harus membungkus boneka beruang itu dengan baik.


Kebetulan, orang yang membantu Wong membungkus boneka itu menemukan kardus yang cukup besar untuk boneka itu. meskipun sedikit ditekuk bagian kepala dan kakinya, hal itu tidak menjadi masalah yang besar. Dan Wong pun siap dengan boneka beruangnya yang dikado dengan rapi. Tidak lupa dengan dua buah surat yang terselip di dalam kado. Satu diatas boneka, satu dibelakangnya.

***

Tibalah saat Wong menyerahkan hadiah perpisahan itu. Tidak ada hal mengesankan saat Wong memberikannya, karena Wong tidak bisa bertemu langsung dengan orang yang gadis itu. Wong hanya bisa berharap gadis itu senang dengan pemberian Wong. Tepatnya pemberian terakhir.

Wong hanya memantau lewat teman mantannya yang bersedia memberitahu keadaan mantannya saat membuka kado berisi beruang besar itu.

Pertama, ia hanya bilang bahwa mantannya sangat senang melihat boneka yang begitu lucu dan besar tepat dihadapannya.
Lalu, ia membaca surat pertama yang berisi hal hal tidak penting seperti pujian terhadap bentuk tulisannya yang bagus, bentuk kertas untuk surat yang bagus, yang tidak seperti Wong sama sekali. Tulisan yang tidak bisa dibaca, kertas yang jelek, dll
Terakhir ketika gadis itu membaca surat kedua yang terselip dibalik boneka beruang besar itu.

Surat itu berisi tentang boneka pemberian Wong yang bisa menulis.

Assalamualaikum
Hai, salam kenal. Namaku Wuagwong. Aku adalah boneka pemberian Wong. Dia telah memberikan separuh hatinya untuk aku. Sehingga kini aku mempunyai kemampuan untuk menuliskan surat untukmu. Dan tentunya, ketika kamu membaca surat ini, aku sudah menjadi milikmu. Dan itu berarti separuh hati Wong telah menjadi milikmu.

Satu malam sebelum surat ini kubuat, Wong berpesan padaku "Jadilah anak baik baik, jaga dia ketika aku tak ada lagi untuknya, jadilah sandaran untuknya ketika ia terlelap, pokoknya, berikan segalanya untuknya. Berjanjilah padaku, karena suatu saat aku pasti melupakannya. Dan kamu yang bertugas berada disisinya saat itu." Ketika Wong mengucapkan semua itu, aku melihat setitik air mata jatuh di pipinya.

Wong mungkin hanya orang yang cengeng dimatamu, aku yakin itu. Buktinya, hal seperti itu saja ia sampai menitikkan air matanya. Namun satu hal yang kamu belum tahu, sesungguhnya Wong tak mau melepasmu meskipun ia harus melakukannya. Karena, dari separuh hati yang sudah ia berikan padaku, aku bisa melihat perjuangannya dalam mendapatkanmu sebagai kekasihnya dulu, dan perjuangannya untuk melepasmu setelah ini.

Mungkin, aku hanya seonggok benda mati yang tak tahu apa apa, tak bisa berbuat apa apa, tak pernah dianggap bahwa aku pernah ada. Namun tugas dari Wong yang dibebankan kepadaku hanya satu. Yaitu mengingatkanmu kepada orang yang dulu pernah kau cintai, yang pernah kau sayangi, yang pernah ada di hatimu. Walaupun keputusan itu semua ada ditanganmu, entah kamu mau mengingatnya atau tidak. Yang jelas, ia tak akan pernah melupakanmu, walaupun ia tak lagi mencintaimu.

Aku hanya tak bisa melukiskan betapa hancur hatinya saat ia tahu bahwa kamu akan pergi jauh dari sini. Aku tak bisa membayangkan seperti apa hidupnya nanti tanpa kehadiranmu.Yang aku tahu saat ini adalah, bahwa ia sesungguhnya masih mencintaimu. Sangat

Jangan menyesal ketika suatu saat ia berpaling dan melupakanmu. Hanya itu pesanku.

Wassalamualaikum



Kemudian ia menangis membaca surat kedua tersebut. Dan hingga saat ini, Wong masih bingung mengapa gadis itu menangis membaca surat pemberiannya.

***

Wong melanjutkan sekolah di daerah tempatnya tinggal, Mantan kekasihnya melanjutkan sekolah di pondok pesantren yang cukup jauh jaraknya dari kota tempat tinggal Wong. Alhasil, hingga sekarang mereka tak pernah berhubungan lagi. Entah itu melalui sms bahkan jejaring sosial lainnya.

Mereka menjalani kehidupan mereka masing masing. Wong dengan hidupnya, gadis itu dengan hidupnya. Dan mungkin mereka sudah menemukan orang lain yang mampu menggantikan masing masing dari mereka.

***END***


nb: berdasarkan kisah nyata dengan sedikit perubahan
Category:

0 comments:

Posting Komentar