Karena Bulan

"Bulan pun bisa dapat gerhana, dan itu karena dia ketutupan bumi. Jadi, gak selamanya bulan bersinar" kata seorang lelaki setengah matang dengan badan yang tegap dan perawakan seperti bodyguard. Kombinasi yang cukup membuat orang terkesima dengan Tuhan. Bahwa Tuhan juga bisa bercanda melalui ciptaannya yang unik ini.

     Edjan namanya. Kadang dipanggil Ngejan oleh teman temannya. Bahkan ada mitos dari teman sekelasnya, bahwa dulu pada saat kelahirannya, ibu Edjan sangat kesulitan untuk mengejan. Sehingga ketika sudah lahir, ia diberi nama Edjan. Meskipun akhirnya, dokter memilihkan untuknya lahir caesar. Katanya, biar aman.

     Dengan kata kata Edjan yang tinggi tersebut, membuat hati wanita yang baru saja curhat kepadanya ini tenang kembali. Karena ia baru saja mendapatkan goncangan batin yang cukup hebat. Dia bertemu dengan mantannya yang dulu sangat disayanginya. Mantan yang paling berharga untuknya. Sekaligus yang paling miris ceritanya.


***

Sore yang begitu singkat jika dihabiskan hanya dengan makan kue coklat buatan mama dan secangkir teh hangat manis favoritnya. Rutinitas yang menjadi kebiasaannya sepulang sekolah sebelum melakukan aktifitas lain.


     Tapi tak mungkin diceritakan bila sore itu sore yang biasa saja. Karena sore itu akan menjadi memori yang tak akan terhapus bekasnya di benak seorang wanita. Apalagi wanita yang bisa dengan mudah meledakkan emosinya. Semudah meledakkan kota Hiroshima dan Nagasaki menggunakan bom atom dan mengubah kedua kota tersebut menjadi debu.

     "Halo?"
     "Halo mas. Jadi keluar kan, nanti?"
     "Ya jadi dong dek, ini aku cuma mastiin kamu udah siap apa belum"
     "Sudah kok mas Yuda"
     "Oke deh, aku kesana ya"
     "Iya mas, Wassalamualaikum"
     "Waalaikumsalam"

     Telpon sudah ditutup namun wajah penuh keceriaan itu tak kunjung berubah. Seakan baru dapat lotere senilai 100 juta rupiah, wanita ini tak kunjung berhenti mengecek pagar rumah. Di benaknya, pertanyaan pertama saat itu adalah: Apakah mobil Honda City dengan spoiler krom di bagian belakang sudah parkir di depan rumah?

     Risa namanya, seorang gadis penuh semangat yang meledak ledak. Matanya selalu memancarkan cahaya yang berkobar, jika berbicara hal yang menyangkut Mas Yuda. Kobaran yang cukup panas untuk membuat es di kutub mencair. Mungkin salah satu faktor pemanasan global adalah matanya. Karena, hampir tiap hari ia membicarakan Mas Yuda, minimal berbicara dengan dirinya sendiri tentang hal itu. Terang saja bumi makin panas karena orang orang seperti dia.

     Alasan kuat kenapa ia begitu memuja Mas Yuda adalah karena sejak pertama kali ia mengenal Mas Yuda, Risa langsung jatuh cinta padanya. Dan itu terjadi 5 tahun yang lalu. Tentunya cinta itu sudah setinggi gunung Jayawijaya. Dan betapa beruntungnya Risa, di tahun kelima ia menaruh perasaan kepada Mas Yuda ini, ia berhasil membuat Mas Yuda balik mencintainya. Makin terbanglah Risa ketika ia mendengar pernyataan cinta itu secara langsung.

     Memang, selama 5 tahun Risa mencintai Mas Yuda, ia selalu mendapat tantangan batin. Mas Yuda adalah anak kuliahan dengan banyak cewek cantik di sekitarnya. Dan selama lima tahun berjalan, ia sudah berpacaran tiga kali. 2 dengan teman sebayanya, dan yang terakhir dengan Risa.

     Hari ini, tak habis hanya dengan memikirkan Mas Yuda, tapi ia dapat bertemu dan kencan dengannya. Sungguh, makin panas bumi dilalap matanya yang penuh cahaya itu. Dan hari itu, sekali lagi, beruang kutub kehilangan tempat pijakannya.




Mas Yuda memiliki mantan yang lebih cantik daripada Risa. Dalam berbagai aspek, Risa tertinggal jauh bila dibandingkan dengan mantan-mantan Mas Yuda sebelumnya. Kecuali untuk segi umur, Risa lebih muda.

     "Mas Yuda adalah bulan yang bersinar di malam ketika Risa sendiri" Hal itulah yang menjadi doktrin bagi Risa. Sehingga, dalam hal apapun, Mas Yuda selalu terasa sempurna di mata Risa. Ibarat kata, Mas Yuda adalah mainan Gundam seharga 1 juta, dan Risa adalah anak kecil yatim piatu yang miskin. Tentunya, jika diberi mainan seperti itu, alangkah aneh jika ia tak memuja mainan satu satunya. Dipinjam teman pun takkan boleh.

     Namun, kenyataan tak seindah bayangan semu yang Risa ciptakan tentang Mas Yuda. Di lain kesempatan, Risa pernah memergoki Mas Yuda bersama dengan seorang wanita cantik. Risa sempat marah dan meninggalkan Mas Yuda saat itu. Tapi, tiada lelaki sejati yang tak bisa menjadi pujangga, begitu juga dengan Mas Yuda. Hanya dengan kalimat kalimat panjang dalam sms yang dikirimnya dalam satu malam, mampu membutakan mata hati Risa. Dan membuat seolah olah pokok permasalahan adalah dirinya. Sungguh pintar lelaki dalam merangkai kata. Risa pun merasa bersalah telah menuduh Mas Yuda selingkuh.

     Hal yang sama akan selalu berulang selama mereka bersama. Bukan karena Risa yang bodoh ataupun Mas Yuda yang kelewat pintar merangkai kata. Itu cinta yang membutakan. Karena cinta tak membuat alasan, hanya pengorbanan. Dan mungkin selamanya Risa akan berkorban untuk cintanya kepada Mas Yuda.

***

"Ya salahmu sendiri to!"
"Emang salahku lo apa?"
"Salahmu terlalu percaya sama dia. Kan udah jelas jelas sih kalo dia selingkuh"
"Tapi lo, smsnya bikin aku mati kutu. Aku bener bener kehabisan kata kata kalo smsan sama dia"
"Trus, kalo kamu kehabisan kata kata, kamu harus percaya gitu sama dia? Nurut aja? Denger ya, bulan itu indah, semua orang tau. Tapi kenyataannya, di permukaan bulan itu banyak meteor yang jatuh. Dan lagi, bulan juga punya sisi yang gak pernah diliatin ke bumi"
"Intinya?"
"Kamu terlalu meninggikan dia, meninggikan orang yang rendah! Dan bahkan gak pantes di bandingkan dengan bulan"

     Edjan sudah kehabisan kata kata untuk mengingatkan Risa. Sudah berkali-kali Risa curhat hal yang sama pad Edjan. Dan akan selalu klise, Risa kalah dengan ketinggian Mas Yuda di hatinya.


Ada satu titik di kurva, dimana titik itu adalah titik balik untuk sebuah fungsi kuadrat. Dan mungkin, di titik balik itulah perasaan Risa berada. Setelah mengetahui sendiri cerita tentang Mas Yuda dari mantan pacarnya.  Yang memang secara sengaja ia mencari nomor hp dan mencoba berkenalan dengannya, walaupun dengan nama samaran.

    Mantan pacar Mas Yuda mengakui, bahwa ia masih sering berkomunikasi dengannya. Bahkan sekali waktu mereka kencan berdua. Dan parahnya lagi, ia sendiri tidak tahu kalau Mas Yuda punya pacar. Ia diberitahu sendiri oleh Mas Yuda, bahwa ia masih sendiri. Jangankan mengaku kalau dia punya pacar, Risa saja ia mengaku tak kenal.

     Coba lempar sebuah piring kaca ke arah dinding kasar dengan cukup cepat. Maka kau akan menemukan hati Risa dalam piring itu. Pecah belah.

"Mungkin bulan mempengaruhi pasang-surut air laut. Kayak perasaanmu yang di pasang-surutkan Dan kalau kamu air laut, sekarang airmu sudah habis. Udah saatnya kamu sadar dan gak percaya lagi sama bulan. Karena bulan terlalu tinggi, kamu gaakan bisa mengawasi bulan setiap waktu. Carilah sumber cahaya yang akan selalu menerangi kamu, yang gak cuma malam kalo keluar, yang gak ketinggian sampe kamu gabisa liat, yang bisa kamu raih, kamu peluk. Carilah cahaya itu. Dan jangan cari cahaya petromaks, niscaya kalo minyaknya abis, cahayanya habis. Hehe"
"Tapi, kalo misalnya suatu saat dia sms aku lagi dengan kalimat-kalimat jitunya?"
"Kalo kamu udah bisa terbang ke bulan sih gapapa. Lagipula, Neil Armstrong udah meninggal kan ya?"

***

Suatu hari di waktu ketika hati Risa sudah terang benderang, ketika cahaya lain sudah mampu di raihnya, di peluknya, dan sekaligus menjadi pendampingnya, cahaya lama dari bulan itu mencoba menyala lagi. Satu sms terakhir, entah itu perpisahan ataukah keinginan kembali. Hanya Tuhan dan Mas Yuda yang tau
 Kakak tahu, bahwa selama ini kakak telah menyakiti hati Adik. Dan kakak menyesali semua yang telah terjadi pada kita. Kakak dan Adik. Tak pernah Kakak merasakan hangat setulus Adik, kekuatan setangguh Adik, cinta seikhlas Adik. Dan sekarang, takkan pantas Kakak meminta lagi, hal yang sedari dulu Adik sudah berikan. Terakhir, Kakak hanya bisa mengucapkan selamat kepada Adik, selamat sudah sanggup melupakan Kakak. Karena mungkin, jika Adik terus bersama, hanya kesedihan yang Adik rasakan. Kakak juga menyesal memilih orang lain, karena orang lain itu telah meninggalkan Kakak....
"Yah, cuma segitu aja?"
"Ya itukan cuma cuplikannya aja"
"Bulan ini gapernah tau diuntung ya. Dan kamu jawab apa?"
"Ya ku jawab seperlunya lah, kayak bilang kalo sama sama, terus aku gak nyesel, dan lain lain"
"Yaah, akhirnya si bulan mendarat juga kan. Dia capek mengambil jarak. Ada saatnya emang bulan itu ketutupan bumi. Ya gerhana bulan. Tapi mungkin aja sih, dia lagi datang bulan. Hehe"
"Okelah, Neil Armstrong sudah mati. Dan eksplorasi ke bulan udah ga jaman lagi. Saatnya ke Mars"
"Kalo naruh hati, jangan tinggi tinggi ya. Hukum Gravitasi selalu berlaku kok"


selesai
Category:

0 comments:

Posting Komentar