A Small Goodbye from a Little Man in a Big Family

Saudara-saudara satu angkatan 2014, ini bukan kata perpisahan, ini bukan kata selamat tinggal, ini hanya pesan dari salah satu saudara kalian

92 orang yang menjalani hidup bersama selama ini
92 orang yang menjalani susah senang bersama ini
92 orang yang menjadi satu dalam angkatan ini

Aku hanya satu orang kecil di dalam angkatan yang besar. Aku bukan siapa-siapa dan tidak menuntut untuk menjadi apa-apa. Aku adalah diriku, kecil, tak bermakna, tak bisa apa apa.

Tapi bersama kalian, aku besar

Kuawali surat ini dengan kata terima kasih dan maaf. Walaupun aku tahu, ribuan terima kasih yang kuucapkan, jutaan maaf yang kusampaikan, tak akan pernah mengganti kebaikan yang pernah kudapatkan selama bersama kalian.

2 semester yang luar biasa bersama kalian
2 semester yang tak pernah kulupakan
2 semester yang akan jadi cerita menakjubkan untuk kusampaikan pada cucu-cucuku mendatang


Untuk siapapun kalian yang membaca surat ini, ini hanyalah sedikit bagian dari diriku yang melankolis dan ingin menyampaikan isi hati selama bersama orang-orang hebat yang ada di sekitarku selama ini.

Untuk kimia 2014, kalianlah pahlawanku, kalianlah pelindungku, kalianlah pendukungku, kalianlah pembentuk diriku hingga kini.

Untuk komting paling brengsek yang pernah kutemui. Kamu bukanlah pemimpin terbaik yang ada di dunia, tapi kamu adalah pemimpin paling amazing yang pernah kutemui. Baru kali ini aku menemukan seorang pemimpin yang pada dasarnya adalah pendiam. Dan kamu, orang brengsek yang bisa membawa angkatan sampai seperti ini, patut mendapatkan apresiasi. Mungkin apresiasi dari majalah trubus sebagai spesies hampir punah dari Pulau Bali.

Untuk para lelaki homo dari 2014, beberapa jomblo dan beberapa tidak. Kalianlah evaluator terbaik. Kalianlah teman ngopi paling asik. Kalianlah teman gak tau diri, tapi tak lupa teman sendiri. Kalianlah keluarga baru tanpa ikatan darah sama sekali. Tanpa kalian, aku akan dicekal di semua pelajaran. Karena presensi yang selalu berlubang.

Untuk ke 8 koor dan bpi dalam mubes. Apresiasi yang besar dalam pekerjaan kalian. Walau banyak evaluasi, tapi tak akan mengganjal di hati. Karena kalian adalah keluarga yang amazing. Kalian mau berpikir keras untuk hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kalian. Untuk hal yang bukan urusan kalian.

Untuk Hady Rahmatji dan Adi Palgunady. Aku bukan pemimpin mubes yang baik. Aku bukan evaluator dan pelaksana yang baik dalam acara itu. Tapi kalian membuat mubes menjadi lebih ringan. Kalian bekerja dengan totalitas dan perasaan, walaupun tetap profesional. Kalian bukanlah yang terbaik di bidang kalian, tapi kalianlah yang terbaik di hati *no homo*
Untuk semua punggawa danus maupun danus bayangan mubes. Uang yang kalian dapatkan sangat sedikit dibandingkan dengan rasa kagumku terhadap kalian. Kalianlah penggerak kepanitiaan, kalianlah bahan bakar mubes, kalianlah pondasi sekaligus pelengkap dalam kepanitaan. Uang yang seharusnya masuk dompet kalian, sampah yang seharusnya kalian buang, energi yang seharusnya digunakan untuk laporan, kalian ikhlaskan demi mubes tetap berjalan.

Untuk teman sebelah kos yang setia membangunkan pagi, Gusti. Kamu berjasa besar dalam titip menitipkan absen dalam perkuliahan. Kamu berjasa besar dalam tugas penugasan yang tak pernah aku kerjakan. Aku yang tak bisa menjaga kata-kata, hanya bisa membungkuk sedalam dalamnya. Beribu maaf dan terima kasih takkan pernah cukup untuk dua semester yang sudah berjalan.

Untuk para wanita racun dunia di angkatan. Kalianlah supporter sejati. Kalianlah pendukung tak kenal henti. Kalianlah saudara sejati. Aku tak akan pernah selesai mengerjakan laporan tanpa kalian. Aku tak akan pernah mengerjakan tugas tanpa kalian. Aku tak akan pergi ke kampus jika tak ada kalian.

Untuk semua panitia csc. Aku bukan pemimpin terbaik yang kalian punya. Aku bukan ketua pelaksana paling tegas yang kalian miliki. Aku bukan pembicara terbaik yang bisa menjaga kata kata. Kalianlah yang menjalankan csc. Kalianlah yang membakar semangat csc. Kalianlah yang menuntunku dalam segala masalah yang ada di csc. Kalianlah massa csc yang sesungguhnya.

Untuk semua koor dan bpi csc. Kalianlah pemecah kebuntuan. Kalianlah pelita dalam kegelapan. Kalianlah hidup dari csc itu sendiri. Walau banyak dari kalian yang tidak paham dan tidak ikut dalam perlombaan, kalian tetap datang. Walau banyak dari kalian yang terbatas pulang malam, kalian relakan resiko bertemu begal demi kelancaran.

Untuk Komang, Bella, dan semua anggota acara. Besar pengaruh kalian dalam csc ini. Kuat strategi kalian dalam menghadapi masalah ini. Cerdas solusi kalian dalam menyelesaikan csc ini. Aku bukan apa apa tanpa acara. Aku yang terlalu banyak bicara. Aku yang terlalu sering bertanya. Aku buta tanpa acara.

Untuk Masya, dan semua anggota perijinan. Takkan pernah berjalan csc tanpa lapangan. Takkan pernah berjalan csc tanpa ijin satpam. Kalianlah pahlawan csc sesungguhnya. Pemburu lapangan kosong dalam kepanitiaan.

Untuk semua perkap csc tanpa terkecuali. Inti dari acara adalah kalian. Tak ada bola, takkan berjalan. Tak ada net, takkan berjalan. Tak ada lampu, juga tak berjalan. Walau nama kalian perlengkapan, justru kalianlah inti dan akulah pelengkap dari acara csc ini.

Untuk KSK, Medis, PDD. Banyak dari kalian dianggap remeh di kepanitaan. Tapi kalianlah bumbu penting dalam kepanitiaan. Tanpa kalian, csc bukanlah csc. Hanya permainan biasa antar angkatan. Sayur tanpa bumbu adalah masakan yang gagal. Csc tanpa kalian, adalah csc yang gagal.

Untuk danus csc yang berdiri sendiri, Opet. Uang dari organisasi takkan pernah cukup untuk menjalankan csc ini. Uang yang kamu hasilkan jika dibandingkan dengan penghargaan yang aku berikan, bagaikan bumi dan VY Canis Majoris, terlalu jauh untuk bisa dibandingkan.

Untuk semua pengurus organisasi dari 2014. Terima kasih untuk bantuan dalam menjalankan kegiatan. Kita adalah kita. Dan kita harus punya jalan kita sendiri yang bercermin pada organisasi yang sudah pada jalurnya. Kuatkanlah HIMA, tegakkanlah kekeluargaan. Dan berikan timbal balik, demi kepengurusan yang lebih baik.

Untuk trio Wanala yang sudah menemukan keluarganya sendiri. Terima kasih untuk penanggungan yang hebat bersama kalian. Terima kasih untuk pengetahuan tentang alam yang sudah kalian berikan. Kalian tetaplah keluaga bagiku. Alam takkan pernah mengkhianati pecintanya. Begitu juga dengan sesama pecinta alam. Kalian luar biasa.

Untuk saudara dari astra yang siap pulang pagi. Kalian pejuang angkatan. Kalian pemikir hebat. Kalian juga orang paling gak jelas yang pernah ku temui. Walau astra membatasi jam malam kalian, selalu ada jalan untuk memperjuangkan tujuan yang kalian inginkan.

Untuk teman teman wanita yang rumpiknya nauzubilah. Kalianlah pacar kedua setelah pacarku sendiri. Kalianlah yang mewarnai hari-hariku dengan crayon bekas. Tak jelas hasilnya, tapi tetap penuh warna. Bersama kalian pergi ke kampus tidak pernah sedikitpun membosankan. Jangan pernah lelah untuk rumpik jika nanti berjumpa lagi



Untuk Putri, Susan, dan Isna. Kalian teman makan malam yang gokil dan gak jelas. Kalian adalah pemanjat tebing yang luar biasa. Walaupun kos ada jam malam, selalu ada cara untuk melaluinya. Salutku takkan terhenti sampai disini untuk kalian.

Untuk yang tak kusebutkan di surat ini, nama kalian akan selalu tersebut di dalam hati. Kalian tak perlu nama di dalam surat untuk bisa terkenang. Kalian tak perlu disebutkan untuk bisa menjadi arti dalam dua semester ini. Semua angkatan 2014 adalah keluargaku, yang mana tak mungkin kusebutkan satu-persatu

Untuk semua yang pernah mendengarkan atau membaca perkataanku yang tidak enak di hati, maafku akan selalu kuucapkan dan mengalir untuk kalian. Dan terima kasihku akan selalu kusampaikan jika kalian memaafkan. Aku bukanlah orang yang selalu bisa menjaga perkataan. Aku bukanlah orang yang selalu waspada dan ingat akan permasalahan. Aku bukan orang yang peka dan bisa menganalisis permasalahan dengan cepat dan tepat. Aku tahu kelemahanku, dan aku minta maaf sebesar hal yang tidak pernah dibayangkan besarnya.

Untuk semua angkatan, kalianlah hati, kalianlah jiwa. Dua semester lebih berwarna daripada 3 tahun di SMA. Kakakku pernah bilang, bahwa teman kuliah, adalah teman seumur hidupmu. Dan aku tidak menemukan teman seumur hidup di dalam kalian. Aku menemukan keluarga baru, yang nanti ketika aku berada di pelaminan, kalian akan berada di sisi sisiku berfoto dengan gaya teraneh yang pernah dilakukan, bersalam-salaman, dan saling bertanya satu sama lain "kapan kawin?". Atau bahkan pertanyaan lain yang lebih sakit seperti "kapan lulus?"

Meskipun hari dimana kita melemparkan toga tidak sama, meskipun akhir perjalanan hidup berbeda, meskipun wisuda kita terpisah jarak dan waktu. Kalian tetaplah di hatiku. Kalian tetaplah angkatanku. Kalian tetaplah keluargaku.





















Terima kasih untuk selama ini. terima kasih untuk kenangan yang tak terlupakan. kalianlah pahlawan...

Sampai berjumpa lagi kawan...
Sampai berjumpa di dunia yang sesungguhnya
Category: ,

0 comments:

Posting Komentar