Cinta Yang Pergi

Kisah ini bermula dari satu bulan yang lalu. Ini adalah kisah cinta remaja yang penuh dengan rasa cinta, suka, duka, dan tawa. Bagi mu yang bosan dengan cinta - cintaan remaja, tak perlu kisah ini kau baca, hanya menghabiskan waktumu saja.

Kurang lebih satu bulan yang lalu aku menjalin hubungan dengan dia. Walaupun sebenarnya aku sudah kenal dia dari teman - temanku jauh sebelum itu. Namun aku sudah menyimpan rasa dengannya. Perasan yang mendalam dan tak bisa teralihkan. Yang cukup menyita waktu dan tenaga. Mungkinkah ini cinta?

3 hari pertama kami menjalin hubungan, tak pernah lepas komunikasi kami barang sekali. Hampir tak pernah luput perhatianku padanya. Tak sedikitpun ada rasa risih ataupun terganggu yang aku rasakan dari perhatian mendalam yang kami rasakan. Yah, namanya juga hubungan baru, masih hangat - hangatnya kalau orang dewasa bilang.

Layaknya remaja pada umumnya, janji - janji manis terucap, perkataan mesra tak sekalipun lepas, rasa ingin bersama yang selalu ada. Saat itu semua terasa indah. Aku ingat, aku berjanji padanya untuk menghabiskan waktu bersamanya, Waktu yang lama, terasa cuma sedikit ketika dihabiskan berdua. Memang cinta mampu mengubah konsep waktu yang kita pahami bersama. Mesin waktu misterius itu diciptakan hati manusia yang sedang jatuh cinta.

Namun semua tak berselang lama. 3 hari berikutnya di minggu yang sama, prioritasku mulai sedikit teralihkan. Tak tahu apa yang membuatku seperti itu. Apakah rasa bosan yang tiba - tiba datang, ataukah karena munculnya orang ketiga di hubungan kami. Kami tetap saling bertegur sapa, walaupun frekuensinya berkurang, tak sehangat sebelumnya. Hal itu kuanggap wajar, mungkin saja itu karena kami sudah terbiasa bersama.