tag:blogger.com,1999:blog-22666474617633711302024-03-19T14:58:38.202+07:00wuagwongsebuah karya anak bangsa yang haus akan tawaAgung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.comBlogger70125tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-75081028563660128062019-02-17T18:22:00.003+07:002019-02-17T18:22:57.543+07:00Katanya Kita Harus Ada ChemistryBelakangan saya mendapatkan ide tentang pernyataan "kita harus ada chemistry" ketika suatu kelompok/pasangan berbicara tentang hubungan mereka. Hal ini sedikit menggelitik karena dua hal tersebut memiliki makna yang berbeda ketika di bahas per kata. Chemistry merupakan arti dari kimia atau hal-hal yang membahas mengenai sifat kimiawi suatu substansi di kehidupan sehari-hari. Sedangkan hubungan antar manusia tidak ada sangkut pautnya dengan ilmu tersebut.<br />
<br />
Saya mencoba mencari tahu garis apa yang sebenarnya menghubungkan kedua frasa yang berbeda makna itu dalam satu kalimat yang menciptakan makna lain daripada kalimat itu sendiri. Kalau dalam istilah bahasa mungkin metafora kali ya. Correct me if im wrong.<br />
<br />
Salah satu bagian kecil ilmu chemistry adalah mempelajari sifat-sifat ikatan suatu substansi. Dimana ketika sebuah atom berikatan dengan atom lain akan menghasilkan sifat berbeda dari sifat awal atom tersebut, bahkan akan menjadi sangat berbeda ketika berikatan dengan atom-atom lain dan membentuk senyawa yang lebih kompleks.<br />
<br />
Contoh sederhana saja, hidrogen ketika berdua akan menjadi gas yang sangat ringan bahkan sering terlepas ke luar angkasa<br />
<br />
Tetapi ketika hidrogen bertemu dengan oksigen, ia akan menjadi satu substansi penting yang menyusun hampir 70% tubuh manusia. Bahkan 2/3 bumi adalah hasil dari ikatan atom-atom tersebut.<br />
<br />
Lain cerita ketika hidrogen bertemu dengan sulfur. Mereka akan menjadi suatu gas yang sangat beracun dan berat. Racun yang sering dikeluarkan dari gunung berapi.<br />
<br />
Begitu juga dengan manusia. Ketika manusia sedang sendiri, mereka akan mempunyai sifatnya masing-masing. Namun ketika ia bertemu dengan manusia lainnya, akan menghasilkan sifat tertentu yang bahkan mungkin akan sangat berbeda dari sifat aslinya.<br />
<br />
Kita sebagai manusia harus tahu sedang dimana kita berada. Apakah kita berada di kelompok yang membawa manfaat, ataukah membawa mudharat? Apakah di majlis ilmu yang membawa maslahat, ataukah majlis ghibah yang mengundang maksiat?<br />
<br />
Begitu juga dalam memilih pasangan. Layaknya atom yang berikatan ionik, satu memberi yang lain menerima. Ataukah kovalen, saling berbagi satu sama yang lain. Walaupun kovalen terkesan adil, kenyataannya ikatan ionik lah yang mempunyai ikatan yang lebih kuat.<br />
<br />
Mari membangun kesadaran diri. Sedang berada di senyawa apa, ikatan apa, dan apa yang akan dihasilkan dari ikatan-ikatan yang kita ciptakan. Apakah kita akan menjadi Neon yang selalu sendiri tapi berguna untuk kehidupan orang lain. Ataukah Sulfur yang menjadi racun ketika bertemu Hidrogen, atau akan berguna untuk kehidupan ketika menjadi Sulfat.<br />
<br />
Apakah menjadi diri sendiri cukup untuk bisa bermanfaat bagi orang lain? Saya rasa tidak. Mengubah diri demi menjadi bermanfaat saya rasa lebih baik daripada mempertahankan sifat asli diri sendiri.Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-62518547709877650112018-06-13T20:27:00.001+07:002018-06-13T20:30:41.279+07:00Cinta Yang PergiKisah ini bermula dari satu bulan yang lalu. Ini adalah kisah cinta remaja yang penuh dengan rasa cinta, suka, duka, dan tawa. Bagi mu yang bosan dengan cinta - cintaan remaja, tak perlu kisah ini kau baca, hanya menghabiskan waktumu saja.<br />
<br />
Kurang lebih satu bulan yang lalu aku menjalin hubungan dengan dia. Walaupun sebenarnya aku sudah kenal dia dari teman - temanku jauh sebelum itu. Namun aku sudah menyimpan rasa dengannya. Perasan yang mendalam dan tak bisa teralihkan. Yang cukup menyita waktu dan tenaga. Mungkinkah ini cinta?<br />
<br />
3 hari pertama kami menjalin hubungan, tak pernah lepas komunikasi kami barang sekali. Hampir tak pernah luput perhatianku padanya. Tak sedikitpun ada rasa risih ataupun terganggu yang aku rasakan dari perhatian mendalam yang kami rasakan. Yah, namanya juga hubungan baru, masih hangat - hangatnya kalau orang dewasa bilang.<br />
<br />
Layaknya remaja pada umumnya, janji - janji manis terucap, perkataan mesra tak sekalipun lepas, rasa ingin bersama yang selalu ada. Saat itu semua terasa indah. Aku ingat, aku berjanji padanya untuk menghabiskan waktu bersamanya, Waktu yang lama, terasa cuma sedikit ketika dihabiskan berdua. Memang cinta mampu mengubah konsep waktu yang kita pahami bersama. Mesin waktu misterius itu diciptakan hati manusia yang sedang jatuh cinta.<br />
<br />
Namun semua tak berselang lama. 3 hari berikutnya di minggu yang sama, prioritasku mulai sedikit teralihkan. Tak tahu apa yang membuatku seperti itu. Apakah rasa bosan yang tiba - tiba datang, ataukah karena munculnya orang ketiga di hubungan kami. Kami tetap saling bertegur sapa, walaupun frekuensinya berkurang, tak sehangat sebelumnya. Hal itu kuanggap wajar, mungkin saja itu karena kami sudah terbiasa bersama.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Minggu kedua, hubungan kami makin memburuk. Aku mulai curiga akan datangnya orang ketiga yang mengalihkan perhatianku darinya. Hal ini tak kutanggapi dan kubiarkan begitu saja. Seakan itu hal yang biasa. Aku biarkan hubungan kami apa adanya, walaupun frekuensi komunikasi di antara kami mulai berkurang.<br />
<br />
Minggu ketiga dari hubungan kami adalah titik terendah yang pernah aku alami dalam hubungan asmara. Jangankan saling memberi perhatian, tegur sapa pun sudah tidak terjadi antara kami. Hal itu mulai membuatku bertanya, siapa yang sebenarnya menjauhi dan siapa yang dijauhi? Apakah hati kami tidak seperti awal hubungan kami dulu? Apakah orang ketiga berhasil merebut perhatian ku? Yang jelas ia cemburu, hingga tak lagi menghubungiku. Dan aku membiarkan hal itu.<br />
<br />
Aku sepenuhnya sadar ketika mengucapkan janji - janji manis yang ku buat di awal hubungan kami. Tapi tak satupun dari janji itu yang terpenuhi. Yang ada hanyalah pengkhianatan cinta di antara kami. Aku tak menghiraukan lagi semua panggilannya, tak mempedulikan lagi kehadirannya, dan hanya berhubungan kalau ada butuhnya saja.<br />
<br />
Hari hari terakhirku bersamanya, semakin ku menyadari siapa sesungguhnya yang paling membutuhkan di antara kami berdua. Bukanlah ia yang membutuhkanku, tapi aku yang sangat membutuhkan kehadirannya, membutuhkan perhatiannya, membutuhkan segala apa yang ada padanya.<br />
<br />
Seperti gelombang kesadaran yang memenuhi otak ketika seseorag tersadar dari tidur panjangnya, aku terbangun. Mataku terbuka dengan utuh, Penyesalan tinggallah penyesalan. Semua yang ku lakukan padanya adalah satu kesalahan besar. Sangat besar hingga aku mungkin akan menyesalinya sampai akhir hidupku. Tak seharusnya aku melakukan itu padanya di hari hari terakhirku dengan dia. Karena ketika aku tersadar, semuanya sudah terlambat.<br />
<br />
Ia pergi, tak tahu kapan akan kembali. Ia pergi, dengan segala kenangan yang tertulis dalam lubuk hati. Ia pergi, dengan penyesalanku yang semakin menjadi.<br />
<br />
Ramadhan, maafkan aku yang terlambat jatuh cinta padamu<br />
Maafkan aku yang tak mengkhatamkan bacaanku walaupun sudah berjanji padamu<br />
Maafkan aku yang tak menghiraukan panggilan bilal untuk mendirikan malammu<br />
Maafkan aku yang ketika siang mengabaikanmu, dan di waktu malam meninggalkanmu<br />
Maafkan aku yang mengutamakan dunia dibandingkan dengan kehadiranmu<br />
Maafkan aku yang melupakanmu<br />
<br />
<br />
<br />
Ya Allah yang Maha Pemurah, berikanlah aku kesempatan untuk bertemu dan menjalin cinta lagi dengan Ramadhan di tahun depan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-88046499447361055372017-11-03T23:19:00.001+07:002017-11-03T23:19:20.894+07:00one and onlyhe is constantly in injury<div>his injury knows no boundary</div><div>he is carrying too many</div><div>until he found himself in misery</div><div>a misery that cost his dignity</div><div>after all, he is just a mistery</div><div><br></div><div>he has no worry</div><div>he knows no sorry</div><div>he wished for eternity</div><div>an eternity that is for him only</div><div>so that he can built up slowly</div><div>the society he savvy</div><div><br></div><div>he doesnt know how to pity</div><div>because he thinks about him only</div><div>no one understand him deeply</div><div>because his heart too deep to quarry</div><div>the world itself forgetting him slowly</div><div>because he is disappearing partly</div><div><br></div><div>he never too tidy</div><div>not always being dirty</div><div>some says he is clumsy</div><div>but he is a proof of bravery</div><div>when anyone comes nearly</div><div>his heart flying endlessly</div><div>though he knows it was for him only</div><div>he still feels lonely</div><div>alone in his own eternity</div><div><br></div><div>he is constantly in injury</div><div>an injury he saves whole-heartedly</div>Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-8050817244885953182017-09-17T11:30:00.000+07:002017-09-17T11:30:21.282+07:00Bahasa, Doa, Dan AsaAku selalu jatuh cinta pada bahasa<div>
Ia yang memperindah kata</div>
<div>
Ia yang mengungkapkan rasa</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku selalu jatuh cinta pada cara</div>
<div>
Ia yang menunjukkan</div>
<div>
Ia yang mengarahkan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku juga jatuh cinta pada referensi</div>
<div>
Ia yang membuktikan bukti</div>
<div>
Ia yang mencarikan cari</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Maaf aku buruk dalam merangkaimu</div>
<div>
Aku jelek dalam menuliskanmu</div>
<div>
Aku tak baik dalam menjelaskan keberadaanmu</div>
<div>
Aku lupa cara menjelaskanmu</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sastra dan asa bersatu</div>
<div>
Menyampaikan yang tak tersampaikan</div>
<div>
Dalam serangkaian kata tak sama</div>
<div>
Yang berpadu</div>
<div>
Satu</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dua cinta bersatu</div>
<div>
Dalam rangkaian kata</div>
<div>
Dalam indahnya doa</div>
<div>
Dalam bahasa dunia</div>
<div>
Bahasa cinta</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Satu kalimat ringkas nan padat</div>
<div>
Yang mampu menyatukan dua insan</div>
<div>
Dalam sebuah akad</div>
<div>
Membuktikan kekuatan bahasa yang sesungguhnya</div>
<div>
Bahwa bahasa juga bisa bercinta</div>
<div>
Bahasa punya jiwa</div>
<div>
Bahasa tak sekedar media</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Satu kalimat bisa mati oleh satu kata</div>
<div>
Yang Tuhan bolehkan sekaligus benci</div>
<div>
Terlarang tapi ada</div>
<div>
Terjauh dari hati</div>
<div>
Tapi dekat dari lisan</div>
<div>
Batasan hanyalah kerongkongan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Wahai engkau pemilik kalimatku nanti</div>
<div>
Yang namamu kusebutkan nanti</div>
<div>
Yang menyempurnakan setengah agamaku</div>
<div>
Yang menjadi bagian krusial hidupku</div>
<div>
Doa kusebutkan untukmu</div>
<div>
Meski nama tak kunjung ada</div>
<div>
Harapan kugantung bagimu</div>
<div>
Meski rupa belum tampak</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku berjuang untukmu</div>
<div>
Dalam bahasa, doa, dan asa</div>
<div>
Aku berjuang untukmu</div>
<div>
Menjadikanku cerminanmu</div>
<div>
Menjadikanku setaramu</div>
<div>
Memantaskan diri bagimu</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Aku selalu jatuh cinta pada bahasa</div>
<div>
Tapi cinta itu</div>
<div>
Tak lebih dari cinta pada Sang Pencipta Cinta</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-9819194568551864002017-05-27T20:28:00.000+07:002017-05-27T20:28:59.566+07:00Mak, Titip Surga Satu YaHari ini adalah hari terbaik dari beberapa hari dalam satu minggu terakhir ini. Dan itu terbukti dari sumringah cerah yang terus membuncah dari seorang jagoan dari kampung yang banyak udangnya di daerah Jawa Timur sana. Broto namanya, tapi banyak yang memanggil dia "berotot". Bukan karena badannya yang berotot, tapi setiap dia bicara selalu muncul otot di lehernya.<br />
<br />
Karena esok hari, adalah hari dimana Broto akan menerima penyematan sebagai salah seorang yang sudah berhasil menempuh ujian hidup selama 4 tahun, yang biasa disebut oleh khalayak umum sebagai kuliah. Dengan mengantongi nilai yang sedikit diatas standar saja, seorang anak desa yang tak memiliki ayah sejak kecil ini bersyukur akan hasil yang ia dapatkan sejauh ini. Kuliah yang ia tempuh sepenuhnya ditanggung oleh negara. Bahkan terkadang ia mendapatkan bonus dari seringnya ia memberikan materi pengajian di masjid sekitar kampusnya.<br />
<br />
"Assalamualaikum mak, nanti tak jemput jam berapa?"<br />
"Waalaikumussalam nak, Insyaallah keretanya sampai jam 6 besok pagi"<br />
"Oke mak. Bawaannya gak banyak-banyak to?"<br />
"Gak banyak kok nak, mamak jg gabisa bawa terlalu banyak. Gak kuat"<br />
"Okedeh, kalo ada perubahan jadwal kabarin yo mak"<br />
"Insyaallah"<br />
<br />
Broto menutup telepon dan mengucapkan hamdalah karena sudah mengetahui kabar dari ibunya yang datang jauh jauh dari kampung sampai ke ibukota. Dengan ini lengkaplah sudah persiapan Broto untuk menghadapi hari yang dinanti-nanti.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
***<br />
<br />
"Mak, ngapain sih masuk pesantren segala?"<br />
"Ya biar ilmu agamamu tambah kuat to nak"<br />
"Tapi kan di pesantren gak enak mak. Bangun pagi buta, makan diatur-atur, di asramain juga"<br />
"Insyaallah itu terbaik buat kamu nak, itu pesen bapak dulu sebelum bapak kembali"<br />
"Dulu bapak bilangnya gimana sih mak"<br />
"Ya bapak itu dulu cita citanya mau jadi hafiz quran, tapi gak keturutan. Nah waktu mamak hamil kamu, bapak doa tiap malem biar kamu jadi hafiz, kalo perlu jadi ustad yang ngajarin banyak orang. Inget nak, barangsiapa yang mengajak kepada kebenaran, maka ia akan memperoleh pahal seperti orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Coba bayangin kalo kamu jadi ustad, pahalanya gaakan putus kan?"<br />
"Iyasih mak. Apalagi waktu kita mati nanti, amalan yang gaakan putus itu salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat"<br />
"Nah itu kamu tau kan. Yaudah mamak kasih kebebasan buat kamu milih pesantrennya, asalkan kamu tau latar belakang pesantrennya dulu"<br />
"Iya mak"<br />
<br />
Ibu Broto adalah seorang janda beranak satu yang sangat sederhana. Tapi bukan berarti keluarga mereka adalah keluarga peminta-minta. Mereka masih memiliki usaha peninggalan dari ayah broto. Yaitu sebuah toko kelontong yang cukup untuk makan mereka ditambah dengan makanan bagi orang-orang sekitar yang lebih membutuhkan daripada mereka.<br />
<br />
Ayah Broto meninggal ketika Broto masih dalam kandungan. Semenjak itu Fatima, ibu Broto hidup dengan penghasilan dari toko kelontong peninggalan suaminya.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Ketika Broto masuk smp, ibunya terkena penyakit diabetes, hingga memaksa ia untuk mengamputasi sebagian dari kaki sebelah kirinya. Hal ini membuat Broto semakin semangat untuk menuntut ilmu tanpa menggunakan biaya sendiri. Dan itu ia buktikan ketika ia kuliah di salah satu universitas Islam terbaik di Indonesia, hanya dengan mengandalkan beasiswa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hari yang dinanti telah tiba, wisudawan berkumpul di gedung serbaguna sambil menunggu datangnya orangtua mereka.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Broto menunggu dengan harap-harap cemas. Ia tak sedikitpun ada rasa iri melihat wisudawan lain bersama dengan kedua orangtuanya. Baginya, kecintaan sekaligus kebanggan terhadap ibunya lebih besar daripada rasa iri yang mengganggu itu. Mengingat kekurangan Fatima, kecintaan Broto terhadap ibunya sangat sempurna.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dari kejauhan terlihat seorang ibu yang naik becak, mengenakan baju kebaya kampungan dengan aksesoris seadanya. Make up yang terlihat menor pun menghiasi wajahnya. Sekali lihat pun Broto tahu, siapa orang kampungan dengan keterbatasan fisik yang terlihat mencolok itu siapa. Orang yang didahulukan daripada segala urusan dunia. Orang yang menyebut namanya di dalam setiap doa. Orang yang jika restunya tak dihiraukan, maka murka Allah yang didapatkan. Orang itu adalah Farima, ibu Broto</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dengan pakaian wisuda yang terasa panas dan kurang nyaman, ia berlari sekuat tenaga mengejar ibunya. Diraih tangan ibunya, lalu diambilkan pegangan yang membantu ibunya untuk berjalan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Belum genap kesadaran Fatima, Broto langsung mencium tangannya, membantunya berdiri sambil memberikan tongkat ibunya. Setelah ibunya berdiri dengan benar, tanpa rasa malu Broto belutut dan langsung mencium kaki ibunya yang tinggal satu itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Assalamualaikum surga, tunggulah aku dibalik telapak kaki orang yang kucintai ini. Semoga cintaku tetap sempurna dibalik semua ketidak sempurnaan yang ia miliki" Kata Broto seraya berdiri dan memeluk ibunya erat.</div>
<div>
"Waalaikumussalam nak. Aku akan menunggumu masuk kedalamku. Tingkatkan lagi pengabdianmu terhadap pemilikku. Itu kata surga, ia titip salam padamu"</div>
<div>
"Mak, wisudanya mulai sebentar lagi. maaf Broto belum bisa bikin mamak duduk di kursi vip yang isinya anak berprestasi. Tapi aku janji akan membuat mamak duduk di singgasana tertinggi di surga melalui doa doaku mak."</div>
<div>
"Dimanapun mamak duduk gaakan ada masalah, To. Yang penting kamu nanti jadi orang yang bermanfaat buat agama."</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan Broto menggandeng ibunya erat menuju gedung serbaguna. Seakan-akan Fatima adalah kekasihnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Mak, setelah ini aku mau kuliah lagi. Mau cari ilmu lebih dalam lagi. Tapi mungkin di luar negeri"</div>
<div>
"Kejarlah cita citamu nak, mamak bisanya cuma mendoakan kamu"</div>
<div>
"Justru cuma doa mamak yang bisa nganterkan aku kesana"</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
***</div>
<div>
<br /></div>
<div>
"Oiya mak, dijaga baik baik ya surga buatku itu. Kan juga tinggal satu"</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-1592816993962640222017-02-05T10:14:00.000+07:002017-02-05T10:14:46.678+07:00Mati dan KembaliAmbil aku ketika Muslim<br />
Ambil aku saat Khusnul Khotimah<br />
Ambil aku di jalanMu<br />
Ambil aku jika memang habis waktuku<br />
<br />
Keringat dan darahku jatuh di jalanMu<br />
Peluh dan tangisku jadi amalku<br />
Air mata jadi tanda<br />
Bahwa aku mengharapkanMu<br />
<br />
Doa mana menembus langit<br />
Menyentuh Sidratul Muntaha<br />
Dahi yang menghitam<br />
Kaki yang membiru<br />
Mata yang sembab<br />
Namun hati yang syahdu<br />
Melantunkan Syahadat untuk kesaksianku padaMu<br />
<br />
Kulantunkan Adzan untukMu<br />
Memanggil hamba-hambaMu<br />
Sembari merindukan Rasul utusanMu<br />
Berbondong menyembahMu<br />
<br />
Jika bukan cinta, apa namanya<br />
Jika bukan berserah, apa lagi namanya<br />
Jika bukan taqwa,<br />
Jelaskan padaku rasa apa yang lebih indah<br />
Daripada merasakan kehadiranNya<br />
Kehadiran Sang Pencipta<br />
Sang Penjaga<br />
Sang Pelindung<br />
Yang Maha Esa<br />
<br />
Jadikan aku hambaMu yang ingat<br />
Jadikan aku hambaMu yang sadar<br />
Jadikan aku hambaMu yang sabar<br />
Jadikan aku hambaMu yang mati<br />
Mati di jalanMu<br />
Mati membaca namaMu<br />
Mati kembali padaMuAgung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-78010677103183383032016-06-05T14:36:00.001+07:002016-06-05T14:36:38.393+07:00BundaTelah lama aku di pangkuanmu<br />
Telah lama aku di susuanmu<br />
Telah lama kau seka air mataku<br />
Telah lama aku berada di sisimu<br />
<br />
Ketika ku jatuh, kau tiup jauh<br />
Hingga sakit tak sisa walau sedikit<br />
Ketika ku menangis<br />
Kau hapus air mata sampai habis<br />
<br />
Kini kau lepaskan aku,<br />
Kini kau pasrahkan aku,<br />
Kini kau percayakan aku,<br />
Pada dunia, Pada kenyataan,<br />
Pada realita kehidupan<br />
<br />
Di hari aku pulang nanti<br />
Aku bukanlah aku<br />
Di hari aku kembali nanti<br />
Aku tetap bukanlah aku<br />
Di harinya nanti<br />
Aku akan buatmu menangis<br />
Hingga kau jatuh di pelukku<br />
Dan kau berkata,<br />
"Aku bangga padamu, nak"<br />
<br />
Aku berdusta jika ku bilang tak rindu<br />
Aku berbohong jika ku bilang tak ingin bertemu<br />
Aku berdosa jika tak menangis, ketika doa kupanjatkan untukmu<br />
<br />
Bunda, Ibu, Umi, Mamak, Bundo, Mami, Mboke, Mama...<br />
Apapun panggilanku untukmu<br />
Itulah kata pertama yang keluar dari mulutku<br />
<br />
Bunda...<br />
Percayalah padaku, Percayakan pada hasil didikanmu<br />
Bunda...<br />
Percayalah padaku, Aku akan berubah demi dirimu<br />
Bunda...<br />
Percayalah Padaku,<br />
<br />
Aku akan membanggakanmu<br />
<br />
<br />
- Di buat ketika rindu pada ibu, di salah satu malam Madatukkar, di Purboyo, Malang SelatanAgung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-53795606053697835542016-01-23T03:43:00.000+07:002016-05-28T00:30:10.389+07:00Kalau Sudah Rindu, Aku Bisa ApaCerah, terik, gerah. Merupakan definisi terbaik untuk suasana hari itu. Dimana semua orang berlalu lalang menunggu sebuah baja melintas di depan mereka dengan cepat. Dan di tengah kondisi itulah aku berada, sambil bermimpi apa yang akan kulakukan di weekend berikutnya. Karena hari ini adalah hari aku kembali ke tempatku mengabdikan diri.<br />
<br />
Di stasiun ini, di Tanah Abang, tempatku berhenti sejenak untuk transit dari stasiun stasiun sebelumnya. Dan stasiun ini adalah tempat transit terakhir sebelum sampai di stasiun tujuanku nanti. Semangat yang mulai memudar semakin membantu menambah kebosananku menunggu kereta berikutnya.<br />
<br />
Ketika aku sadar, di sampingku ada seorang wanita. Ia mengenakan jilbab berwarna jingga, dengan make-up sekedarnya, dan tas punggung yang dipeluk olehnya. Seakan ia curiga dengan semua orang yang ada di sini. Manis sih wajahnya. Bergaya Indonesia sekali. Tapi apa mau dikata, ia hanya seorang yang asing bagiku, dan aku asing baginya. Ya, biarkanlah saja begitu adanya.<br />
<br />
Sampai suatu ketika ia mengangkat telepon genggamnya, lalu mengucapkan beberapa baris kalimat dalam bahasa yang dulu pernah aku pelajari. Tapi sampai sekarang pun aku tidak mengerti. Lalu aku mengambil kesimpulan bahwa dia adalah mahasiswa yang cukup luas networkingnya, bahkan sampai ke negara tempat Fat Man dijatuhkan. Dan, dari sini aku semakin tertarik dengannya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Ku alihkan pandanganku agar tak dianggap seorang aneh yang memandangi orang asing cukup lama. Kemudian pura-pura tak acuh seakan aku tak lagi berada di tempat yang sama. Tapi, bagai aura Dementor yang menarik kebahagiaan manusia, ia kembali menarik perhatianku ketika ia mengangkat telepon genggamnya lagi. Bukan dengan Bahasa Indonesia, tapi Bahasa Inggris.<br />
<br />
Hmm, kupikir ia orang Malaysia yang nyasar di Jakarta. Toh, orang mereka memiliki wajah yang kurang lebih sama dengan kita kan? Dan aku kembali terbang bersama lamunanku yang dibawa oleh angin panas kota Jakarta.<br />
<br />
Eh, sekali lagi. Dia kembali menyedot perhatianku kali ini. Dan bukan main main, ia bertanya secara acak kepada orang sekitarku, dengan Bahasa Inggris. Ah, sebagai seseorang yang tertantang menggunakan bahasa asing tersebut, tentunya aku langsung menjawab cas-cis-cus semua pertanyaannya.<br />
<br />
Ia bertanya kapankah kereta akan tiba. Sebagai seorang yang tidak mengerti jadwal kereta, yang taunya cuma naik turun saja, dengan sok tau aku berkata bahwa mungkin kereta akan datang 5-10 menit lagi. Dengan imbuhan mungkin saja ban keretanya bocor atau apa. Sehingga kereta mengalami penundaan keberangkatan yang seharusnya bisa datang lebih cepat.<br />
<br />
Dari percakapan kami, aku mulai tahu. Pertama, jelas ia bukan orang Indonesia. Kedua, ia juga bukan orang Malaysia. Ketiga, ketika kau melihat wajahnya kau takkan tahu dia orang mana. Dan keempat, ia adalah seorang keturunan Indo-Filipina yang besar di Manila.<br />
<br />
Ia adalah mahasiswa yang melakukan penelitian -atau hal semacam itu- di Jakarta. Dan ia disarankan oleh koleganya untuk menaiki kereta karena lebih cepat. Namun ia kecewa karena kereta tak datang tepat waktu. Karena ia terlambat untuk bertemu dengan entah siapa, yang jelas ia sebut dia orang penting dalam studinya.<br />
<br />
Memang, waktu itu relatif, bekerja seperti karet. Bisa mampat, bisa juga terasa sangat panjang. Dan dalam hal ini ada semacam energi besar yang membuat lorong waktu yang begitu besar. Sampai menyedotku dan membuat lupa akan tujuanku berada di Tanah Abang ini. Tibalah kereta yang kami tunggu-tunggu. Aku menunjukkan gerbong khusus untuk wanita untuknya. Seakan terikat lem karet, ia mengikutiku, walau tetap mengambil jarak untuk ke gerbong biasa. Berdesak-desakan dengan orang banyak, sambil berdiri, sambil bersamaku pula. Betapa malang nasibnya.<br />
<br />
Ia hanya 2 stasiun lagi setelah Tanah Abang. Sedangkan tujuanku masih di ujung sana, pemberhentian terakhir kereta. Dan sekali lagi, ia buat 2 stasiun ini terasa seperti lorong waktu yang menghisap dengan hebat. Seperti teori perbintangan pada umumnya, sebuah bintang akan runtuh menjadi lubang cacing. Nah, aku sedikit curiga ia adalah bintang yang dimaksud ini. Karena gaya tariknya besar, walaupun tak secantik model pada umumnya. Entah apa yang menghinggapiku ini.<br />
<br />
Sampai pada satu momen penting, yang harusnya terjadi di awal percakapan. Yaitu sebuah perkenalan. Dan ia memperkenalkan namanya, Huda. Seakan semua saraf ditubuhku membantu mengingat namanya, detil wajahnya, aksesoris tasnya, sampai ke berapa tebal bedak yang ia gunakan dalam satuan milimeter.<br />
<br />
Sayangnya, announcer berkata seakan mengejekku bahwa stasiun Kebayoran sudah dekat. Semakin bingung aku dibuatnya. Seorang dari antah berantah, di tempat antah berantah, bertemu dengan antah berantah itu sendiri. Ingin aku mengulang turun di stasiun ini dan mengantarkannya sampai tujuan, apa daya aku tak karuan.<br />
<br />
Kuperhatikan ia turun, lalu aku berpesan untuk hati hati padanya. Walaupun mungkin masih ada yang nyangkut di hati.<br />
<br />
Dan aku menyesal, kenapa tak kuucapkan saja sampai bertemu lagi? Hati-hati hanyalah sebuah pesan. Bukan janji. Dan itu berarti aku takkan pernah bertemu lagi kan? Ah celakalah aku.<br />
<br />
Ya, semoga kau bahagia dengan hidupmu sekarang Huda. Aku juga bahagia. Walaupun aku ragu kau masih ingat padaku. Yang mungkin satu dari sekian ribu orang asing yang di ajak bicara olehmu..<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>terkadang ada orang yang lama muncul di kehidupan kita, tapi tak pernah menjadi arti</i></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<i>dan terkadang ada orang yang hanya muncul di sebagian kecil hidup kita, menjadi sangat berarti</i></blockquote>
<br />
Huda oh Huda. Ya paling tidak begitu aku mendengar kau mengucapkannya. Entah benar namamu Huda atau bukan. Yang jelas Tanah Abang-Kebayoran menjadi saksi bisu satu dari sekian juta pertemuan seperti pertemuanku denganmu.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;">Terima kasih telah muncul dan hilang. Kaulah hantu yang kutakutkan. Membawa pergi sebagian perasaan yang dicampur aduk dengan rasa penasaran.</span>Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-71988120478554217482015-12-19T18:59:00.001+07:002015-12-20T23:22:23.756+07:00Rantau<span style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0 , 0 , 0 , 0.701961); font-family: "uictfonttextstylebody"; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">Satu malam lagi aku bertemu</span><br />
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Melepas rindu yang menggebu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Yang lama dibelenggu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Di dasar terdalam kalbu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Satu malam lagi aku berjumpa</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Melepas dahaga akan rupa</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Bertemu tatap muka</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dari waktu yang lama</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Satu malam lagi aku datang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dengan penuh rasa sayang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sinar mentari kalah terang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dibanding rasa yang takkan hilang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sampai saat itu, sampai waktu itu, aku masih merindukanmu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dari waktu ke waktu, hanya terbayang rupamu, mendengar suaramu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sampai kita bertemu, Ibu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sampai esok jumpa, sampai pada waktunya, aku masih membayangkannya</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dari masa ke masa, hanya teringat wajah, mengkhayal indah</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sampai kita berjumpa, Ayah</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Anak rantaumu mau pulang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mau ke kampung halaman</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Tidak untuk seterusnya</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Tapi dikenang selamanya</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Anak cengengmu mau kembali</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mau mendapat pelukanmu lagi</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sebelum semua tinggal memori</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sebelum waktu yang berhenti</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dibalik rasa sok tegar</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dibalik tawa tak peduli</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dibalik langkah yang tegap</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dibalik semua itu</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Terdapat hati</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sudah lama melankoli ini mati</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dipendam jauh di dasar bumi</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Sudah lama perasaan dibuang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Walau sedikitpun takkan hilang</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Karena jauh dirantau </div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Tak boleh ada rasa galau</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Ijinkan aku sekali lagi</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mengembalikan melankoli ini</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Menghidupkan yang lama mati</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Membangun lagi rasa hati</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Ibu, Ayah</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mama, Papa</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Umi, Abi</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mbok'e, Pak'e</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mamak... Bapak...</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Maafkan anakmu yang cengeng ini</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Jika nanti air matanya menetes lagi</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Walau umur tak muda lagi</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Yang harusnya sudah berdiri sendiri</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Tapi masih bermelankoli</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dan tidak bersikap layaknya lelaki</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Karena aku sadar nanti</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Ketika sudah mapan sendiri</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Makin lama waktu menemui</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Mungkin setahun sekali</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Atau sekedar ucapan selamat idul fitri</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Dan aku tak menyia-nyiakan kesempatan</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Yang tak datang dua kali</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Akhirnya, aku kembali</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Kembali untuk pergi...</div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
<br /></div>
<div style="-webkit-composition-fill-color: rgba(130, 98, 83, 0.0980392); color: rgba(0, 0, 0, 0.701961); font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 14px; text-decoration: -webkit-letterpress;">
Lagi</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-92070953564056151092015-05-23T21:42:00.000+07:002015-05-23T21:42:03.803+07:00A Small Goodbye from a Little Man in a Big FamilySaudara-saudara satu angkatan 2014, ini bukan kata perpisahan, ini bukan kata selamat tinggal, ini hanya pesan dari salah satu saudara kalian<br />
<div>
<br /></div>
<div>
92 orang yang menjalani hidup bersama selama ini</div>
<div>
92 orang yang menjalani susah senang bersama ini</div>
<div>
92 orang yang menjadi satu dalam angkatan ini</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMyOisnsMPH2jkx6Z3cJcPAFv146e78kBNgq6nzrA1KZUKaLmhRxeKGPqpJE2NPpkWnekagIa3Zqa0dD-1paAsQWtM2D2urWd2b54o0khYAS0q24U9JqYRcJ6AQRi6xe1ZW5jJg6VOEJw/s1600/IMG_1419.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMyOisnsMPH2jkx6Z3cJcPAFv146e78kBNgq6nzrA1KZUKaLmhRxeKGPqpJE2NPpkWnekagIa3Zqa0dD-1paAsQWtM2D2urWd2b54o0khYAS0q24U9JqYRcJ6AQRi6xe1ZW5jJg6VOEJw/s400/IMG_1419.JPG" width="400" /></a></div>
<div>
Aku hanya satu orang kecil di dalam angkatan yang besar. Aku bukan siapa-siapa dan tidak menuntut untuk menjadi apa-apa. Aku adalah diriku, kecil, tak bermakna, tak bisa apa apa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi bersama kalian, aku besar</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kuawali surat ini dengan kata terima kasih dan maaf. Walaupun aku tahu, ribuan terima kasih yang kuucapkan, jutaan maaf yang kusampaikan, tak akan pernah mengganti kebaikan yang pernah kudapatkan selama bersama kalian.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
2 semester yang luar biasa bersama kalian</div>
<div>
2 semester yang tak pernah kulupakan</div>
<div>
2 semester yang akan jadi cerita menakjubkan untuk kusampaikan pada cucu-cucuku mendatang</div>
<div>
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div>
Untuk siapapun kalian yang membaca surat ini, ini hanyalah sedikit bagian dari diriku yang melankolis dan ingin menyampaikan isi hati selama bersama orang-orang hebat yang ada di sekitarku selama ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmXNjVtM3rxol_7Dmw7mOoZrof_kDDUElhkRLP5BmPTF4ItxZTZ25z2zU1bby3mVk2MiMGRnft5_yD_YTvfOI7RkRut9ozwsRjXYEU1Dlrf4OHnNTM7ykKMfdhjtJdFKX3TgFa4UQiSTc/s1600/IMG_1434.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmXNjVtM3rxol_7Dmw7mOoZrof_kDDUElhkRLP5BmPTF4ItxZTZ25z2zU1bby3mVk2MiMGRnft5_yD_YTvfOI7RkRut9ozwsRjXYEU1Dlrf4OHnNTM7ykKMfdhjtJdFKX3TgFa4UQiSTc/s320/IMG_1434.JPG" width="320" /></a>Untuk kimia 2014, kalianlah pahlawanku, kalianlah pelindungku, kalianlah pendukungku, kalianlah pembentuk diriku hingga kini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk komting paling brengsek yang pernah kutemui. Kamu bukanlah pemimpin terbaik yang ada di dunia, tapi kamu adalah pemimpin paling amazing yang pernah kutemui. Baru kali ini aku menemukan seorang pemimpin yang pada dasarnya adalah pendiam. Dan kamu, orang brengsek yang bisa membawa angkatan sampai seperti ini, patut mendapatkan apresiasi. Mungkin apresiasi dari majalah trubus sebagai spesies hampir punah dari Pulau Bali.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk para lelaki homo dari 2014, beberapa jomblo dan beberapa tidak. Kalianlah evaluator terbaik. Kalianlah teman ngopi paling asik. Kalianlah teman gak tau diri, tapi tak lupa teman sendiri. Kalianlah keluarga baru tanpa ikatan darah sama sekali. Tanpa kalian, aku akan dicekal di semua pelajaran. Karena presensi yang selalu berlubang.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFnudm6cKAB-qNjcIwv21VIW8aEKXtEoLplGSb7u92CJQTYNbZxxyx3FAWLlP7ZawC9QzXDNMRTOzQxGB0R_tly-5LhyphenhyphennuLSFbk9uGHWhT_IuQL8E80Wd94aTI4Ew53z-Qbislx1XBpZE/s1600/IMG_3656.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFnudm6cKAB-qNjcIwv21VIW8aEKXtEoLplGSb7u92CJQTYNbZxxyx3FAWLlP7ZawC9QzXDNMRTOzQxGB0R_tly-5LhyphenhyphennuLSFbk9uGHWhT_IuQL8E80Wd94aTI4Ew53z-Qbislx1XBpZE/s320/IMG_3656.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
Untuk ke 8 koor dan bpi dalam mubes. Apresiasi yang besar dalam pekerjaan kalian. Walau banyak evaluasi, tapi tak akan mengganjal di hati. Karena kalian adalah keluarga yang amazing. Kalian mau berpikir keras untuk hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kalian. Untuk hal yang bukan urusan kalian.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk Hady Rahmatji dan Adi Palgunady. Aku bukan pemimpin mubes yang baik. Aku bukan evaluator dan pelaksana yang baik dalam acara itu. Tapi kalian membuat mubes menjadi lebih ringan. Kalian bekerja dengan totalitas dan perasaan, walaupun tetap profesional. Kalian bukanlah yang terbaik di bidang kalian, tapi kalianlah yang terbaik di hati *no homo*</div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiigdhSVnhWR1I_vUNgXCGbgm5SKNg8INYL6nEyvhokhnwQte6nhSHXW4NGI7xtFjIxi7XELfx4_ckGGwlzMMVl5gvXO7dYS18KmujoEgGXw0LbgFK_6HM_R4qIpDGYs_19-SMg3UWcOA/s1600/IMG_2555.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiigdhSVnhWR1I_vUNgXCGbgm5SKNg8INYL6nEyvhokhnwQte6nhSHXW4NGI7xtFjIxi7XELfx4_ckGGwlzMMVl5gvXO7dYS18KmujoEgGXw0LbgFK_6HM_R4qIpDGYs_19-SMg3UWcOA/s320/IMG_2555.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
Untuk semua punggawa danus maupun danus bayangan mubes. Uang yang kalian dapatkan sangat sedikit dibandingkan dengan rasa kagumku terhadap kalian. Kalianlah penggerak kepanitiaan, kalianlah bahan bakar mubes, kalianlah pondasi sekaligus pelengkap dalam kepanitaan. Uang yang seharusnya masuk dompet kalian, sampah yang seharusnya kalian buang, energi yang seharusnya digunakan untuk laporan, kalian ikhlaskan demi mubes tetap berjalan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk teman sebelah kos yang setia membangunkan pagi, Gusti. Kamu berjasa besar dalam titip menitipkan absen dalam perkuliahan. Kamu berjasa besar dalam tugas penugasan yang tak pernah aku kerjakan. Aku yang tak bisa menjaga kata-kata, hanya bisa membungkuk sedalam dalamnya. Beribu maaf dan terima kasih takkan pernah cukup untuk dua semester yang sudah berjalan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk para wanita racun dunia di angkatan. Kalianlah supporter sejati. Kalianlah pendukung tak kenal henti. Kalianlah saudara sejati. Aku tak akan pernah selesai mengerjakan laporan tanpa kalian. Aku tak akan pernah mengerjakan tugas tanpa kalian. Aku tak akan pergi ke kampus jika tak ada kalian.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXf4-1uAhD1Bhvktb2s8sXumsrfFFplxRrlAtOMnrcvtsLvT075DqWkliyLo7LQS-k3f-W6oHq_2LrYICSxMCqmpXauvODh-cUWrzuGENzuisjjEnsovBOCgLtL0PMYK9AfnV1oyZSyx4/s1600/IMG_1858.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXf4-1uAhD1Bhvktb2s8sXumsrfFFplxRrlAtOMnrcvtsLvT075DqWkliyLo7LQS-k3f-W6oHq_2LrYICSxMCqmpXauvODh-cUWrzuGENzuisjjEnsovBOCgLtL0PMYK9AfnV1oyZSyx4/s320/IMG_1858.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
Untuk semua panitia csc. Aku bukan pemimpin terbaik yang kalian punya. Aku bukan ketua pelaksana paling tegas yang kalian miliki. Aku bukan pembicara terbaik yang bisa menjaga kata kata. Kalianlah yang menjalankan csc. Kalianlah yang membakar semangat csc. Kalianlah yang menuntunku dalam segala masalah yang ada di csc. Kalianlah massa csc yang sesungguhnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk semua koor dan bpi csc. Kalianlah pemecah kebuntuan. Kalianlah pelita dalam kegelapan. Kalianlah hidup dari csc itu sendiri. Walau banyak dari kalian yang tidak paham dan tidak ikut dalam perlombaan, kalian tetap datang. Walau banyak dari kalian yang terbatas pulang malam, kalian relakan resiko bertemu begal demi kelancaran.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk Komang, Bella, dan semua anggota acara. Besar pengaruh kalian dalam csc ini. Kuat strategi kalian dalam menghadapi masalah ini. Cerdas solusi kalian dalam menyelesaikan csc ini. Aku bukan apa apa tanpa acara. Aku yang terlalu banyak bicara. Aku yang terlalu sering bertanya. Aku buta tanpa acara.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk Masya, dan semua anggota perijinan. Takkan pernah berjalan csc tanpa lapangan. Takkan pernah berjalan csc tanpa ijin satpam. Kalianlah pahlawan csc sesungguhnya. Pemburu lapangan kosong dalam kepanitiaan.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTAdjysSmmS5qn-12hrZqe8ZeNshWMDIue8jpCAuqNGXhRO_BgMwgcvddNOJpctiXrIC7JS8-d0rBPp5kaqPbbagvZANfmfeuxes5ErM3E8x7BOlPiVwQIbIabnLpTTbh6baLeYiLmej4/s1600/IMG_1841.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTAdjysSmmS5qn-12hrZqe8ZeNshWMDIue8jpCAuqNGXhRO_BgMwgcvddNOJpctiXrIC7JS8-d0rBPp5kaqPbbagvZANfmfeuxes5ErM3E8x7BOlPiVwQIbIabnLpTTbh6baLeYiLmej4/s400/IMG_1841.JPG" width="400" /></a></div>
<div>
Untuk semua perkap csc tanpa terkecuali. Inti dari acara adalah kalian. Tak ada bola, takkan berjalan. Tak ada net, takkan berjalan. Tak ada lampu, juga tak berjalan. Walau nama kalian perlengkapan, justru kalianlah inti dan akulah pelengkap dari acara csc ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk KSK, Medis, PDD. Banyak dari kalian dianggap remeh di kepanitaan. Tapi kalianlah bumbu penting dalam kepanitiaan. Tanpa kalian, csc bukanlah csc. Hanya permainan biasa antar angkatan. Sayur tanpa bumbu adalah masakan yang gagal. Csc tanpa kalian, adalah csc yang gagal.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div>
Untuk danus csc yang berdiri sendiri, Opet. Uang dari organisasi takkan pernah cukup untuk menjalankan csc ini. Uang yang kamu hasilkan jika dibandingkan dengan penghargaan yang aku berikan, bagaikan bumi dan VY Canis Majoris, terlalu jauh untuk bisa dibandingkan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk semua pengurus organisasi dari 2014. Terima kasih untuk bantuan dalam menjalankan kegiatan. Kita adalah kita. Dan kita harus punya jalan kita sendiri yang bercermin pada organisasi yang sudah pada jalurnya. Kuatkanlah HIMA, tegakkanlah kekeluargaan. Dan berikan timbal balik, demi kepengurusan yang lebih baik.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk trio Wanala yang sudah menemukan keluarganya sendiri. Terima kasih untuk penanggungan yang hebat bersama kalian. Terima kasih untuk pengetahuan tentang alam yang sudah kalian berikan. Kalian tetaplah keluaga bagiku. Alam takkan pernah mengkhianati pecintanya. Begitu juga dengan sesama pecinta alam. Kalian luar biasa.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihdGtFBCI9i0A5V5X2ep4DGMtrYLUnoFxw8rd6ZdNoNGfaKXt28Q_UxAc0cR0SWz5NQ0vWchOdavh1_y-Nc2ljXkzoymxGYmDjKFVdjAaa8npTqdJuFmSHtmQ9DtfCBqrPVKxBmV2l5Jk/s1600/IMG_1386.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihdGtFBCI9i0A5V5X2ep4DGMtrYLUnoFxw8rd6ZdNoNGfaKXt28Q_UxAc0cR0SWz5NQ0vWchOdavh1_y-Nc2ljXkzoymxGYmDjKFVdjAaa8npTqdJuFmSHtmQ9DtfCBqrPVKxBmV2l5Jk/s400/IMG_1386.JPG" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk saudara dari astra yang siap pulang pagi. Kalian pejuang angkatan. Kalian pemikir hebat. Kalian juga orang paling gak jelas yang pernah ku temui. Walau astra membatasi jam malam kalian, selalu ada jalan untuk memperjuangkan tujuan yang kalian inginkan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk teman teman wanita yang rumpiknya nauzubilah. Kalianlah pacar kedua setelah pacarku sendiri. Kalianlah yang mewarnai hari-hariku dengan crayon bekas. Tak jelas hasilnya, tapi tetap penuh warna. Bersama kalian pergi ke kampus tidak pernah sedikitpun membosankan. Jangan pernah lelah untuk rumpik jika nanti berjumpa lagi</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLQYwyy_VWVNYlmwIB1Bo39lsbGr1YT6_3uni8xH8nyOLCGJ6jIIc4eUaZk3RuF1U9c9r6ULyctzA4sOK7XXLGjzyA-R0OWyby3zzGkC5ihDE8X-6oo-ziWX2xcm7lqchWw1DOIiWFYc/s1600/IMG_1462.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUhl2_p3yCz3Fo_YnPezWqisJxBrDe2DAEZTqNITEELdBQVy8sphWbl2RIGWTTf68tuzgAZMRhxcrfHABZpU8q0h5Qd6h4hMMnmMsgnFYeddFggKVPFveF4coN6YgnwHiu3vQXOr4cvH4/s1600/IMG_2220.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUhl2_p3yCz3Fo_YnPezWqisJxBrDe2DAEZTqNITEELdBQVy8sphWbl2RIGWTTf68tuzgAZMRhxcrfHABZpU8q0h5Qd6h4hMMnmMsgnFYeddFggKVPFveF4coN6YgnwHiu3vQXOr4cvH4/s200/IMG_2220.JPG" width="200" /></a><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoLQYwyy_VWVNYlmwIB1Bo39lsbGr1YT6_3uni8xH8nyOLCGJ6jIIc4eUaZk3RuF1U9c9r6ULyctzA4sOK7XXLGjzyA-R0OWyby3zzGkC5ihDE8X-6oo-ziWX2xcm7lqchWw1DOIiWFYc/s200/IMG_1462.JPG" width="200" /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc2_1JGchlN2NKkltXY_llno6VJ6SGG6bUzne9HdDk_LqqqMPILioxVkdDvG1xgvm9Q6wZ8FuSz7toAQwX6vsr0tlokIKuMbQ5tF-ztBJIRKwz4sUI-KyNibQow5qjKrlcYmRhs2K0Jns/s1600/IMG_2274.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc2_1JGchlN2NKkltXY_llno6VJ6SGG6bUzne9HdDk_LqqqMPILioxVkdDvG1xgvm9Q6wZ8FuSz7toAQwX6vsr0tlokIKuMbQ5tF-ztBJIRKwz4sUI-KyNibQow5qjKrlcYmRhs2K0Jns/s400/IMG_2274.JPG" width="400" /></a></div>
<div>
Untuk Putri, Susan, dan Isna. Kalian teman makan malam yang gokil dan gak jelas. Kalian adalah pemanjat tebing yang luar biasa. Walaupun kos ada jam malam, selalu ada cara untuk melaluinya. Salutku takkan terhenti sampai disini untuk kalian.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk yang tak kusebutkan di surat ini, nama kalian akan selalu tersebut di dalam hati. Kalian tak perlu nama di dalam surat untuk bisa terkenang. Kalian tak perlu disebutkan untuk bisa menjadi arti dalam dua semester ini. Semua angkatan 2014 adalah keluargaku, yang mana tak mungkin kusebutkan satu-persatu</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSKS6bo0O1MK0e6OQWrQdftnru4t2KSTXDKKDm-6ZaK4QOKb-2C3cHHvlRGjDfO_c-L7cq7cA7IuaisQBm7joFlWg2CkfGLRHriiA0vQQZOCXBPDVuKdA8Rt8Wbg6jGPwa5NCegkXtk4U/s1600/IMG_2966.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSKS6bo0O1MK0e6OQWrQdftnru4t2KSTXDKKDm-6ZaK4QOKb-2C3cHHvlRGjDfO_c-L7cq7cA7IuaisQBm7joFlWg2CkfGLRHriiA0vQQZOCXBPDVuKdA8Rt8Wbg6jGPwa5NCegkXtk4U/s320/IMG_2966.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
Untuk semua yang pernah mendengarkan atau membaca perkataanku yang tidak enak di hati, maafku akan selalu kuucapkan dan mengalir untuk kalian. Dan terima kasihku akan selalu kusampaikan jika kalian memaafkan. Aku bukanlah orang yang selalu bisa menjaga perkataan. Aku bukanlah orang yang selalu waspada dan ingat akan permasalahan. Aku bukan orang yang peka dan bisa menganalisis permasalahan dengan cepat dan tepat. Aku tahu kelemahanku, dan aku minta maaf sebesar hal yang tidak pernah dibayangkan besarnya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Untuk semua angkatan, kalianlah hati, kalianlah jiwa. Dua semester lebih berwarna daripada 3 tahun di SMA. Kakakku pernah bilang, bahwa teman kuliah, adalah teman seumur hidupmu. Dan aku tidak menemukan teman seumur hidup di dalam kalian. Aku menemukan keluarga baru, yang nanti ketika aku berada di pelaminan, kalian akan berada di sisi sisiku berfoto dengan gaya teraneh yang pernah dilakukan, bersalam-salaman, dan saling bertanya satu sama lain "kapan kawin?". Atau bahkan pertanyaan lain yang lebih sakit seperti "kapan lulus?"</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Meskipun hari dimana kita melemparkan toga tidak sama, meskipun akhir perjalanan hidup berbeda, meskipun wisuda kita terpisah jarak dan waktu. Kalian tetaplah di hatiku. Kalian tetaplah angkatanku. Kalian tetaplah keluargaku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terima kasih untuk selama ini. terima kasih untuk kenangan yang tak terlupakan. kalianlah pahlawan...</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj7G8bQgDqG2Xd4VdT69283j3_t7QEiOIhNNcX8QZx7UrRoYUJeWK62_DyZM2Rqt5_515877HzVB8BfHVdH5ZtrwedvzS5XoCPBtgUeU2tLnK9UHuXd7mTiYBrL7bx8dTVn5x13x6BlSI/s1600/IMG_1848.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj7G8bQgDqG2Xd4VdT69283j3_t7QEiOIhNNcX8QZx7UrRoYUJeWK62_DyZM2Rqt5_515877HzVB8BfHVdH5ZtrwedvzS5XoCPBtgUeU2tLnK9UHuXd7mTiYBrL7bx8dTVn5x13x6BlSI/s1600/IMG_1848.JPG" /></a></div>
<div>
Sampai berjumpa lagi kawan...</div>
<div>
Sampai berjumpa di dunia yang sesungguhnya</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-89020009431448085912015-05-18T02:57:00.001+07:002015-05-18T02:57:51.525+07:00Untitledrasa suka selalu bersandingan dengan kebencian<div>
toleransi selalu bersandingan dengan egoisme</div>
<div>
kesabaran selalu bersandingan dengan amarah</div>
<div>
kepercayaan selalu bersandingan dengan pengkhianatan</div>
<div>
<br /></div>
<div>
dalam kehidupan, kita selalu dihadapkan dengan pilihan</div>
<div>
pilihan untuk menjadi diri sendiri, atau menjadi orang lain</div>
<div>
untuk disukai atau untuk dibenci</div>
<div>
untuk mendahului atau untuk mundur</div>
<div>
untuk bicara atau untuk diam</div>
<div>
<br /></div>
<div>
tidak pernah ada cerita sebuah pohon tinggi yang tidak tertiup angin</div>
<div>
tidak pernah ada cerita seorang pemimpin yang benar benar disukai</div>
<div>
yang ada, semakin sering seseorang berada di depan, semakin banyak borok yang kelihatan</div>
<div>
semakin banyak seorang bicara, semakin banyak kesalahan yang terbaca</div>
<div>
<br /></div>
<div>
ini pilihan, untuk berada di depan dan memimpin</div>
<div>
tetapi semua orang melihat burukmu</div>
<div>
tetapi semua orang mencacimu</div>
<div>
atau berada di belakang</div>
<div>
menyalahkan yang di depan jika salah jalan</div>
<div>
mengkritik yang di depan jika tak benar</div>
<div>
<br /></div>
<div>
jika kau melakukan sesuatu dan tak ada seseorangpun yang membencimu, kau salah dalam melakukan itu</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-88824832064297081762014-05-13T19:31:00.001+07:002014-05-13T19:31:33.178+07:00Wish You All The Best<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Gaun pengantin berwarna putih
dengan berbagai bunga hiasan yang berdiri tegak di atas kepalanya, terlihat
sangat menawan. Hal itu semakin luar biasa ketika dipadukan dengan
kecantikannya yang sederhana namun memikat mata. Ah, sungguh beruntung aku
menemukan wanita secantik ini di masa ku yang sudah tidak muda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Ini adalah kali pertamaku
meminang seorang wanita. Aku, dengan jas hitam dan dasi berwarna merah
dipadukan dengan songkok khas presiden pertama Republik Indonesia, hanya duduk
mematung menunggu mc membacakan acara selanjutnya. Acara inti yang dinanti-nanti.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Orang orang sekitarku terlihat
was-was, menantikan ucapan Ijab yang disampaikan oleh ayah dari mempelai wanita,
dan Qabul yang akan diteruskan olehku. Mereka takut aku akan salah dalam
mengucapkan nama sang mempelai wanita. Karena jujur saja, bagiku namanya cukup
sulit untuk diucapkan. Dengan lidahku yang sarat dengan aksen jawa, namanya
menjadi makin sulit untuk kuucapkan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Seseorang menyelipkan kertas
kecil berisi nama lengkap dan mas kawin yang sudah disiapkan. Kertas itu
langsung kutaruh diatas meja dan kuapit dengan tangan kananku yang sedang
memegang tangan mertuaku. Lebih tepatnya, sebentar lagi akan menjadi mertua. Dan
sambil menunggu ia selesai mengucapkan dialog bagiannya, aku menghapalkan
tulisan yang ada di kertas itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Wus, tanganku di ayun kecil untuk
mengisyaratkan bahwa ini saatku mengucapkan dialog bagianku. Dan untungnya,
tepat sebelum tanganku di ayun, aku sudah siap. Kemudian, dua orang di
sekitarku langsung mengucap “sah” seketika saat sang penghulu menanyakannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Lega rasanya. Ini kali pertama
dan terakhirku untuk melakukan semua hal ini. Tapi tidak untuk mempelai wanita.
Ini adalah kali keduanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Iya, dia adalah seorang janda
beranak satu. Dan satu anak ini, akan menjadi bagian hidupku yang paling luar
biasa.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<o:p> </o:p><span style="text-indent: 36pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<o:p></o:p></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
***<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ma, aku mau berangkat kerumah
temen dulu ya”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Mau ngapain?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Mau belajar buat besok ma”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Perlu dianter ayah?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ayah sudah meninggal ma, Rin
bisa berangkat sendiri kok”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ya tapi sekarang kan sudah ada
ayah baru” dengan suara pelan menenangkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ohya? Ayahku cuma satu dan
gaakan ada yang bisa gantiin ayah sendiri” sambil menantang dan dengan suara
yang tinggi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku mendengar pembicaraan istriku
dan Rin dari kejauhan. Aku masuk ke dalam rumah dan ikut dalam
pembicaraan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kamu mau kemana nduk?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Aku mau ke rumah temen” acuh tak
acuh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Biar ayah antar ya?” aku
berusaha selembut mungkin dalam mengucapkannya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Gak usah! Aku bisa berangkat
sendiri” sambil berlalu meninggalkan aku dan istriku<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Yaudah kalo gitu, hati hati ya
nak”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sampai di depan pintu ia berbalik
dan berseru “Apapun yang kamu lakukan, kamu gaakan pernah bisa menggantikan
ayahku!” lalu dilanjutkan dengan menutup pintu dengan keras.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Dengan iba istriku mulai bicara “Maafkan
aku Rudi. Rin terlalu sayang dengan ayahnya. Ia hanya belum bisa merelakan
kepergian ayahnya”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Aku mengerti. Aku tahu sebelum
aku memilih untuk meminangmu. Aku tak menyesali apapun”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Terima kasih banyak” dan ia
kembali meneruskan apa yang ia lakukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Dan aku? Aku hanya diam mematung
di tempatku berdiri sambil menangis di dalam hati. Lalu bilang pada diriku
sendiri “Ini baru awal, ini baru awal”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Dulu ketika aku menikahi Emma,
Rin masih smp. Jadi terang saja ia berlaku seperti itu kepadaku. Ayahnya adalah
seseorang yang sangat penyayang, <i>gentle, </i>tampan,
dan hampir sempurna di mata Rin. Dan dia tak menemukan satu pun kelebihan
ayahnya yang ada padaku. Kalaupun ada, pasti sudah tertutup dengan kekuranganku
yang lainnya. Yang menurut dia, sangat sangat mengganggu. Dan ia tidak bisa
menerima itu. Satu satunya kelebihan yang kumiliki dibanding ayahnya adalah,
aku lebih kaya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku menikahi Emma karena dua hal.
Satu, suaminya yang dulu meninggal dengan tidak meninggalkan investasi yang
cukup. Hal ini membuat ia harus bekerja keras menghidupi dirinya dan anaknya. Dan
aku merasa aku bisa membantunya dengan cara menikahinya. Yang kedua adalah
karena memang aku mencintainya. Tak lebih dari itu. Dan tentunya, jika aku
mencintainya, aku harus bisa mencintai anaknya. Seperti sepasang kekasih yang
mencintai kekurangan satu sama lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sesungguhnya, pernikahan kami
sama sekali tidak bermasalah. Rin sendiri setuju jika aku menikahi Emma. Karena
ia sendiri kasihan melihat ibunya berjuang mati-matian dalam membiayai
pendidikannya. Walaupun hanya satu yang ia tidak bisa terima, kehadiran seorang
ayah baru di keluarganya. Ia hanya menganggap aku suami dari ibunya. Tapi bukan
ayah yang akan melindungi dan mengayominya. Kasarnya, aku hanya lumbung uang
yang membantu ekonomi keluarganya. Tak lebih.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Begitu banyak pengorbanan yang
sudah kuberikan untuk Rin. Uang hanya salah satunya. Aku sudah memberikan sebagian
besar waktuku untuk bisa kuhabiskan dengannya. Dan aku berusaha mati-matian
untuk mengangkat status sosialku lebih dari sekedar lumbung uang dimatanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sekarang, ia sudah sma. Dan seharusnya
dia sudah cukup dewasa untuk menerima aku di dalam hatinya. Ia memang mulai
membaik padaku. Namun pada kenyataannya, ia tetap pada pendirian bahwa aku tak
akan bisa menggantikan ayahnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Suatu ketika, aku sempat
mendengar panggilan ayah dari mulutnya. Betapa luar biasa hal itu dalam
hidupku. Lalu di sms juga dia terkadang menggunakan panggilan ayah kepadaku. Dan
ketika hal itu terjadi, aku mengabadikannya untuk suatu saat kulihat
lagi. Paling tidak untuk menyenangkan hatiku sendiri. Walaupun belakangan aku
tahu, dia memanggilku ayah karena disuruh oleh ibunya. Itupun harus dengan
paksaan yang luar biasa sampai dia sudi mengucapkan panggilan terlarang itu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Tidak tulus memang, tapi cukup
untuk membuatku bahagia. Karena bahagia yang sesungguhnya bukan datang dari
luar. Itu semua datang dari diri sendiri. Dan bagaimana kita memandang masalah
yang ada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
***<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Tibalah ulang tahun ke 17 Rin. Ulang
tahunnya jatuh pada hari Sabtu. Saat siang hari, Rin sudah menyiapkan pesta
kecil di sebuah restoran. Tentu saja aku dan istriku datang. Namun, orang-orang
yang datang di pesta ulang tahunnya sangat sedikit. Dan banyak pesanan yang
batal melihat peserta yang meramaikan tak lebih dari 10 orang. Padahal ia sudah
mengundang lebih dari 50 temannya. Dengan berbagai alasan yang membuat mereka
tidak bisa datang ke ulang tahun Rin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Malam setelah acara, ia menangis
sejadi-jadinya. Aku dan istriku sangat sedih melihatnya seperti itu. Dan untuk
menenangkannya aku mencoba mengajaknya bicara<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Rin, gak papa. Masih ada aku dan
ibumu yang selalu menemani kamu kapanpun. Bahkan bukan di hari ulang tahunmu
pun, kami akan selalu datang” sambil mengelus kepalanya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Rin mengangkat tangannya dan
melempar tanganku yang ada di kepalanya “Kamu gak ngerti rasanya! Gausa sok tau
perasaan wanita!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Istriku menyambut “Hus! Gaboleh bilang
kamu-kamu ke ayah!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Dengan nada lebih tinggi “Oh ya? Sejak
kapan dia jadi ayahku? Sejak dia menikahi mama kah? Aku gak merasa dia adalah
ayahku sedikitpun!” Lalu dia meoleh padaku “Asal kamu tau ya, kamu gaakan
pernah bisa menggantikan ayahku!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Rin, dengarkan aku. Aku memang
bukan dan tak akan pernah menjadi seperti ayahmu. Aku hanya seorang lelaki yang
mencintai ibumu. Dan dengan konsekuensinya, aku pun harus bisa mencintaimu. Sebesar
cintaku pada ibumu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Lalu apa?” jawab Rin ketus<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Maafkan aku Rin, aku tidak bisa
membuat teman temanmu hadir di restoran mewah tadi siang”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Maafmu tidak akan merubah
apa-apa”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Memang, tapi hanya satu yang
bisa kulakukan untukmu” sambil berjalan ke arah taman kecil di rumahku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Lampu di taman saat itu mati. Dan
tidak ada penerangan lain selain dari rumahku. Setelah itu, aku membuka pintu
ke arah taman dan menyalakan lampu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sederet lampu warna warni menyala
secara bersama sama. Menghiasi tanaman yang membuat paduan warna menjadi
semakin indah. Diiringi dengan lagu meriah khas pesta ulang tahun anak muda. Kemudian
terbanglah dua helikopter <i>remote control </i>yang
membawa spanduk bertuliskan “Maaf aku tidak bisa mengundang orang, yang kubisa
hanya membawanya pulang.” Kemudian diikuti oleh teman-teman Rin yang muncul satu
persatu dari bagian belakang rumah, tempat menyembunyikan lebih dari 30 orang. Dibarengi
oleh teman-teman Rin lainnya yang masuk lewat depan rumah yang tidak sedikit
pula.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Rin ikut keluar dan mengikutiku
dengan wajah yang tidak percaya. Dia tidak percaya taman luas yang menjadi
bagian dari rumahku akan dijadikan sebagai tempat pesta ulang tahunnya. Gegap gempita
terus saja mewarnai seiring dengan langkahnya. Dua helikopter yang membawa
spanduk, melepaskan talinya, kemudian ada spanduk kedua yang tersimpan di
belakang spanduk pertama. Isi spanduk tersebut adalah “Happy 17<sup>th</sup>
Birthday Rin” dengan warna-warna yang terlihat bagus di malam hari. Ditambah dengan
lampu yang menyorot ke arah spanduk semakin memperjelas isi dari spanduk
tersebut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Datanglah kue dengan lilin
berbentuk 17 di atasnya. Dan seperti ritual anak muda pada umumnya, Rin menutup
mata kemudian meniup lilin dan semua orang bertepuk tangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Acara itu berlangsung meriah. Dan
ketika malam mulai larut, satu-persatu teman Rin pulang. Mereka mengucapkan
selamat, memberi doa, dan berbagai kalimat-kalimat pemberi semangat lainnya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Rin, selamat ya!” salah satu
teman Rin menyapa sebelum beranjak pulang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kamu kok jahat tadi di restoran
kamu gak dateng?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Yang penting kan aku dateng
kesini kan sekarang?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ini pasti rencana kamu ya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Bukaaan! Gak mungkin kita bisa
mengadakan pesta kayak gini. Jangankan mengadakan, merencanakannya aja kita
udah gak berani”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Lalu siapa yang buat”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ya siapa lagi kalo bukan ayahmu”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Benarkah?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Bener deh” kemudian dia
mengakhirinya dengan salam sambil berlalu meninggalkan Rin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Usai acara, Rin mendatangiku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ayah…” kali ini terdengar tulus<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya Rin?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Terima kasih”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Kemudian dia memelukku dan
meneteskan air mata, lagi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
***<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Tengah malam, tiba tiba ada suara
keras di belakang rumahku. Aku tak ingat ada pekerja konstruksi yang sedang
bekerja di belakang rumahku. Aku membangunkan istriku dan bilang ada yang aneh.
Lalu aku pergi untuk mengeceknya berdua.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sampai di belakang rumah tidak
terlihat ada apa apa. Aku tak mau ini berakhir menjadi cerita horor dan membuat
diriku sendiri tidak bisa tidur. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sambil melangkah perlahan kembali
ke rumah, tiba-tiba yang aku dapatkan adalah Rin dengan kue kecil dengan lilin
di atasnya. Dan aku baru ingat, ulang tahunku dengan ulang tahunnya hanya terpaut beberapa hari saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ayah, selamat ulang tahun ya”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Jadi yang bikin suara tadi kamu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Hati-hati lo, nanti kamu
digituin sama ayah kamu nanti gabisa tidur”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sungguh kebahagiaan yang luar
biasa mengisi relung dadaku. Rasanya seperti ditiupkan hidrogen ke mulutku. Lalu
tubuhku terangkat dan “BUM!” meletus begitu saja dan menyatu dengan udara.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ayah”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya Rin?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ayah tetep gaakan bisa gantiin
ayah yang dulu. Karena ayahku yang sekarang, punya gayanya sendiri”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Makasih ya Rin”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Wish you all the best yah”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Rin, you are my all. You are my
best. And I wish nothing”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Dan malam itu berakhir tanpa
kata. Hanya air mata dan kehangatan yang memancar dari pelukan kami bertiga.<o:p></o:p></div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-23036967397078072412013-11-13T16:22:00.001+07:002013-11-13T18:24:30.409+07:00Lentera<span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku cintaimu dengan logika, kau diam tanpa kata</span><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku cintaimu dengan hati, kau bilang tak bisa janji</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku cintaimu dengan cinta, kau bilang kau tak suka</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Lalu harus apa?</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku datang kepadamu dengan emas, kau bersikeras</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku datang kepadamu dengan suka, kau palingkan muka</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku datang kepadamu dengan duka, kau hanya kedipkan mata</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Ku datang kepadamu dengan segalanya, bagimu tak berharga</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Lalu harus apa?</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Bulan sang pembawa mimpi berkata</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">"Tenang, mungkin ia mencintaimu</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto; background-color: rgba(255, 255, 255, 0);">Kau hanya perlu percaya"</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Bintang sang pembawa berita berteriak</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">"Tidak! Pergilah saja!</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Waktumu habis untuknya!"</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Matahari dengan bijaknya</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">"Luaskan hatimu</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Agar betapapun cintamu</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Selalu cukup untuknya"</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Lalu harus apa?</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Aku lentera tanpa api</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Tak menerangi siapapun</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Tak dihargai siapapun</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Aku lentera tanpa api</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Sudah kalah dengan teknologi</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Tak ada di zaman ini</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Aku lentera tanpa api</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Aku hanya butuh apimu</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Api cintamu..</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Agar aku bisa menerangi</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Agar aku berguna lagi</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Agar aku hidup kembali</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Karena aku bakal mati</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;"><br></span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Aku lentera tanpa api</span></div><div><span style="-webkit-text-size-adjust: auto;">Apimu, hidupku</span></div>Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-49383630357226871902013-11-10T18:38:00.001+07:002013-11-10T18:41:44.188+07:00Pesan Untukmu<div>Tuuut...</div><div><br></div><div>Halo, aku sedang meneleponmu sambil duduk di kursi dibawah kanopi, di atas sebuah balkon rumah yang sepi dengan diselimuti langit malam nan sunyi.</div><div><br></div><div>Aku tahu kamu sedang tak enak hati untuk menjawab telepon ini, tapi satu yang aku sadari, aku disini merindukanmu. Walaupun ini hanya sekedar pesan yang ditinggalkan lewat wanita yang memberi kabar bahwa telepon genggammu tidak aktif. </div><div><br></div><div>Iya, maafkan aku yang merindukanmu, merindukan suaramu. Aku hanya ingin mendengarnya barang sepatah kata. Walaupun takkan sebagus penyanyi, takkan semerdu peserta kontes suara lainnya. Aku tak tahu berapa banyak pesan lagi yang harus kutinggalkan untukmu. Sampai kau menjawabku, sampai kau balik meneleponku, sampai kau tahu apa yang harus kau katakan padaku.</div><div><br></div><div>Baru saja terdengar bunyi pertanda bahwa pesan hampir mencapai batasnya. Aku tak tahu apalagi yang harus kukatakan padamu setelah semuanya. Yang jelas, aku belum menyerah untuk bisa mendengarkan suaramu. Tapi, yang aku takut hanya satu, aku tak lagi menghubungimu.</div><div><br></div><div>Aku tutup pesan ini dengan kerinduan yang membuncah namun sunyi,</div><div>Dengan cinta yang meriah namun tak terperi</div><div>Dengan hati yang luas namun tak berisi</div><div>Dan ku harap kamu disini, di tempat luas yang kusiapkan untukmu</div><div>Di hati.</div><div><br></div><div>Tut.. Tut.. Tuuut...</div>Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-2735502545077301182013-08-15T21:31:00.000+07:002013-08-15T21:46:00.029+07:00Superhero Not Means Superpower<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I'm a
superhero. My name is Hugman. Not like most of superhero who fought with the
villain to save the world, I save the world by hugging everyone. I could cure
all kind of sickness. Right from the physical sickness until the mental
sickness. I could cure heart cancer, also I could cure heart that already
broken because of sadness. It's not a cool power, instead it looks funny. But,
everyone still need my help to cure the sickness that doctor can't heal. Just
by hugging people, the sickness will disappear.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">The first
time I got my abilities, I was abducted by a couple of aliens. They came from
planet that shaped like heart. When I was 17 I wished for a love that wouldn't
die. Instead of women I looking for, the aliens came right into my house. While
I was asleep, they abduct me with a strange blue rays. When I opened my eyes
again, I was in the middle of nowhere in the outer space.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I found
out that I was in the spaceship with a couple of aliens drove it. When they
know that I was awake, they talked to me with their language. I shaking my
heads meaning that I didn't understand. I only understand that they name were
TASA. They saw each other like they was planning something to me. I was afraid.
And then, one of them spread his hands and tried to hug me. I was surprised and
I jumped off. Because I thought the one who tried to hug me is the male one.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I made a
distance to them. Their face looked like they feel sorry to me. And I thought
they try to apologize to me with their language. I understand and I walk closer
to them try to understand their feelings. They smiled to me. Even though I
wasn't sure it was a smile or wasn't.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">After
that, they try to hug me once more. This time, I won't avoid them. I thought it
was their way of greeting each other. And of course, this time I felt it was
the female one. Just like us, shaking our hands when we meet someone and
greets. I feel her hug was so warm and big. Because of our differences in size.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">When I'm
in her hands, suddenly my head became heavy. I tried to withstand it but my
consciousness starting to disappear. Just before my consciousness disappear, in
a blink of eye, there was so many picture spinning in my head. I understand a
little, it was the memory of them, the alien couples.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I started
crying when I able to open my eyes. I didn't know why am I crying. My tears
falling by itself. But it just feel too good to let my tears came down. I just
didn't wanna stop crying until I ran out my tears. After some times crying, I
realized I cry because of the alien memories. They didn't have child to became
their descendant, and they gave all of their love to me. I feel the same way to
them, because I was an orphan. And then they want to take me as their child.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">In no
time, I arrived in their planet. I was so surprised, their planet is so wide.
As far as I could see, it was just like a fantasy film. There were so many
rainfall. Rainbow was everywhere. I thought it was a heaven. But, suddenly
after my amazement of their planet, I lost my consciousness once more. If I
died, it was worth it, I could saw the heaven in my last memories.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">It was
bright, the morning sun burnt my eyes. It was just another day in my
room. I feel like I was dreaming of becoming a real alien child that came from
a planet so called krypton. And I thought it was so cool to became like
superman which had a superpower to fight the villain for humanity. Ah, my
17 had just began.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I
prepared my breakfast just like everyday. A cup of coffee and a hotdog with
cheese on it. And I never wondering to change my menu. Because, my allowance
only allow me to bought these things.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I'm just
a normal student with a scholarship. The scholarship I always dreamt of, now
became reality. And to make an extra money, I worked part time as a pizza
delivery. It was hard, but I enjoyed it while I could became a normal humans.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">The sun
started to set, time to change my costume. Even though I'm a Hugman, I'm still
a superhero. So, I still have a costume for me. Even it wasn't designed for
battle. So no one would notice me that I was just a normal student with normal
grade.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I started
to search for sick people in the slum. Because I knew, they don't have money to
pay for hospital. I feel simphaty to them. So, my first target always been the
poor people.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Hugman is
the name from the daily newspaper in my town. They gave me the name, because
every person that cured by me, felt that they were being hugged. Even though
I'm not really hugging them, my hug is just from the telepathy. I came to their
minds, and I hugged them there.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">My power
isn't free. There is a system when I gave someone a hug to cure them, I lost my
time for couple of second. The harder to cure diseases, the longer my time
lost. For example, an influenza takes my time a second to live. But a brain
damage, takes my time a whole day. I was only given one year. Of course, when
I'm not hugging anyone, I would be immortal for the rest of my life.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I'm
enjoying my life, my short life to became a benefit for humanity. Even though
no superhero or villain loves my power because of how weak it is, every human
loves me because of my sacrifice for them. I feel good, really good.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">There was
a girl. Her name was Dia. I met her after I became Hugman. But, she knew me as
a scholarship student and a pizza delivery man. She didn't knew that I was a
superhero.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I met her
in the school. She was a smart and good looking woman in her age. She was my
junior. When I'm in the third grade, she was still second. I became close to
her because she was in the same club with me. Astronomy club.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Long
story short, she confessed her feelings to me. She said that her love was for
me. As a superhero I can't allow my feelings to drive me. Even in my deepest
human heart, I started a feeling towards her. I only said thanks and she said
its okay. I feel sorry to her, because I can't tell my humans feeling. I knew
my position, I'm a superhero and my time is not long enough to love her. I
didn't want to hurt her feelings.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">After
Dia's confession, my life has changed. I can't hug anyone. Because my mind
going crazy. I asking for apologize to everyone that needs my hug. In the time
I couldn't cure anyone and starting to disappear from the superhero world.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Everyone
started dying in front of me. They were suffering from their own sicknesses. I
was confused. And I tried to call TASA. By using my mind power, I could send a
signal to them. In no time, they were arrived in my house and I asked them what
just happened to me.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">No answer
could satisfy me. I started to gave up and asked them to take the power back.
So, I won't have the responsibility to cure anyone. But they said no. They said
I was the only one who could do this. In one generation, only one Hugman
allowed. If they took my power, it means I have to die. I said its okay. Because
in the end, I would be just died like humans do.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">A message
from Dia came. She said the meeting already over. She said sorry not to warn me
before the club meeting started. In the moment, I feel like I was given a clue.
It was her. It was Dia who make me couldn't hug anyone. Maybe if I asked her,
she would have an answer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I came to
Dia's house. I met her personally and I ask for her permission to read her
mind. Of course she didn't wanna her mind read by anyone. So, I told her that I
was the Hugman. I want to know her mind, because after she came into my life,
my abilities starting to gone even my time is not yet over. Then, she allowed
me to read her mind.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I was
right. There was something unusual in her body. She had some kind of virus that
never been seen in earth. I thought it was an alien virus. And it wasn't came
from TASA's planet. This virus won't do anything to her until she getting
pregnant. It will take over the human baby and became a parasites until it was
old enough to live by itself.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I didn't
told her anything about the pregnancy and the alien things. I only told her
that she had a virus that never been seen on earth. And of course, no doctor on
this planet could cure her diseases.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">At first,
I tried to came in her mind and try to hug her inside. But, the virus was too
strong. And it would take my entire time to heal her. In other words, if I
hugged her I lost my power and I died. Even if I died, I still couldn't save
her.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I asked TASA
how to cure her. They said, nothing I could do. I asked their help then. But
they didn't want to mess with earth people. Because if they healed this one,
another sick person will came. It will never end.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">But then,
they gave me another way to cure her. It was a medicine that was special. It
could heal anyone and any kind of sicknesses. But of course, I will keep losing
my times. In the contrary, I still could save her. Even it costs my life. The
name of the medicine is love. True love.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">If I
really loved her, I could save her. Even with just an ordinary hug that I gave
everyone with ordinary sicknesses. But, if I have a doubt in my love, I will
instaneously died. And the worst possibilities, she died too. So, the only way
to cure her, is to love each other.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">And then,
my love journey has finally started.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">10 month
had passed....<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">It took
me a while to cure her. The virus is not easy to fought with. So, I killed the
virus slow but sure. And it took 10 month. In the 11th month, I finally weakens
the virus. And I got the final hug to obliterate it. I was sure that I could
save her.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">TASA came
with a good and bad news. The good news is, the virus now in the critical
state. I knew, because I hugged her everyday, so I understand the development
of the virus. But the bad news is, I will still died. Even the virus finally
taken out, my time is just another day to go. I got few times more because I
hug anyone with love. So, my time increased a bit. But, the reality sucks. I
still died even I had eternity with me.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Dia heard
my conversation with TASA. She understand the part that my life would still be
taken even after the virus gone. She didn't want to touch me anymore. She was
afraid of being hugged for the last time. She said its okay to live with a
virus inside her body, and to live without any child. She just wanna be with
me. She didn't want me to died. Even, she said its okay to adopt a child. She
loved me from her deepest heart.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I loved
her too. And the way I prove my love is to save her life. I don't want to see
her suffering. But she wants to made a promise with me. She didn't want to be
hugged anymore. She wants to live peacefully.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I feel
sorry, but only this time I could not fulfill the promise. Because I will hug
her without she even noticing. When she was asleep, I hug her and die
peacefully.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I finally
able to hug her. I came into her mind. And fought seriously for the last time
with the virus. It was a tough battle between us. I didn't care even my times
depletes so quickly, I will obliterate it. I will save her.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Time to
blow my candle and make a wish. It was my 17th birthday. I came back to the
time I make a wish. In the first, I didn't understand what just happened to me.
I should be dead now. But looks like the time came back. So I made a wish I
could met the aliens. And then I could find Dia, and saved her once more with
preparation. So I won't die and lived peacefully with her.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">TASA
came. Now they were confused. Because I knew their language even they had just
arrived on earth and it was the first time they met humans. I said it was a
long story and its okay. Just pretend it was a coincidence that I knew their
language.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I started
all over again. But nothing was the same. Because I already knew how many time
I spent for any kind of sickness. While I was looking for her, I still saving
everyone. And still got my time full. Moreover, my time increased.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">But,
instead of finding her, I found out that the virus is not on Dia's body. I
found the virus before I met Dia. Because the virus is in another humans. She
already have a child before she had the virus. So, it will be okay not to
pregnant again.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">But then
it means, the world I live now is the exact same world that I used to know. But
the development of the world is not same at all. Because I realize that TASA is
not the same alien that were with me. They was the same alien race with TASA I
knew, but they were different. The president of the country is not the same as
I knew. Everything seems changed.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">This
world, is another parallel world. The development started to branch after my
blow to the candle. It was when I wished after I celebrate my 17th birthday.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I
searched all over again just to find her. I knew it that she won't had the same
diseases again. I was sure she is living peacefully know.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I asked
her relevance. They said Dia was moving in another country. I was right after
her and surprised when I arrived in her house. The housekeeper said that she
died on a car accident. She was with her husband. Her husband now in the
hospital. He said that I could find him on the nearest hospital.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">My heart
had just broken. I didn't know what to do in this world anymore. All I could think
is her face, her pretty smile, and her effort to tell me that I didn't have to
save her life.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I have no
regrets. At least, I have tried<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Another
parallel world had just began...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">I died
and it started all over again. I blow the candle and make a wish. I was sure,
this time the world where I could spend my eternity. Even if I don't have
the eternity I just want to die normally. Because this time, I knew my wish
would make my life perfect. I wished that I could met her, love her, and dying
with her.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Because I
loved her. I loved her in every world I lived. Even if I won't met her I'm this
world, I just have to try over and over again.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">Even in
the worst world, the world where doomsday is near, the world where she is
an alien, the world where we separated by galaxies, I would find her...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: inherit;">And I
will love her, again and again...<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
fin</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-26226292083281947582013-06-01T21:12:00.000+07:002013-06-01T21:12:11.856+07:00Waktu Itu...<br />
<div class="MsoNormal">
You won’t ever make a same story twice<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
You won’t ever redo a memory again<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Because time, will always goes on<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Air mata bisa saja tak keluar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Air muka bisa saja bahagia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lautan hati siapa tau dalamnya<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Memori bisa digali, tak bisa tertutup lagi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sometimes<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
You have to choose<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
To bet, onto one choice<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Wherever it takes you away<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
You have to move on<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Leave the misery behind<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Cerita, canda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Ingatan, kekuatan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Rasa, aroma<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Atmosfir, getir<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Walau tak ikut serta<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Cukup lisan berkata<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Waktu itu…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
If parallel worlds did exist<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
I would jump into another world<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
That two event don’t meet each other<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
If time machine did exist<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
I would jump into the past<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
To feel it once again<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Only if…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tidak ada bukti ilmiah mengenai telepati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi rasa itu hadir di ujung hati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tak ada bukti ilmiah mengenai teleportasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi atmosfir itu ada di pojok ruang ini<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
You only live once<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Make as many beautiful memories<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Or just hear them through others<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Then<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Let them live in you forever<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Gluckwunsch Gita Smanisda Choir</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
Nothing could change you<div class="MsoNormal">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4eyevDfAZBrWOT-VE4Agtqx8IpavSJxTLd2oqw0qyUsRIeOKlrR7pAwNqx9-5BGtq8cVWawgNqe3zTeg1XBwYUvxVjZfqhE92ddtrGEKShd6qEI7Yr-9axpQ5i3c_C6AsWVq79T_1mkw/s1600/IMG-20130531-WA007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4eyevDfAZBrWOT-VE4Agtqx8IpavSJxTLd2oqw0qyUsRIeOKlrR7pAwNqx9-5BGtq8cVWawgNqe3zTeg1XBwYUvxVjZfqhE92ddtrGEKShd6qEI7Yr-9axpQ5i3c_C6AsWVq79T_1mkw/s400/IMG-20130531-WA007.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
sorry for the bad quality picture ;)</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-31108722732581723642013-04-03T21:32:00.001+07:002013-04-03T22:37:06.573+07:00Jangan Lepaskan (end)<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Satu minggu tak terasa sudah
berlalu seiring dengan liburanku ke puncak pada malam minggu yang sama 7 hari
yang lalu. Dan malam ini aku memang tak ada janjian dengan Lena, karena ia
masih ada tugas organisasi yang harus dikerjakan untuk esok hari. Dia tak
memintaku menemaninya karena ia tak mau aku mengganggunya. Memang sih, dahulu
ketika aku ikut bersamanya ketika ia mengerjakan tugas, apapun yang ia kerjakan
selalu tak pernah selesai. Dan baru selesai ketika aku pamit pulang. Jadi untuk
malam ini, aku memutuskan untuk mencari hiburan lain dengan menghubungi
teman-temanku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Satu persatu kulihat tweet
temanku di timeline, tak ada satupun yang memperlihatkan bahwa mereka sedang
tidak kemana mana. Yang satu check-in foursquare di salah satu mall besar. Lalu
ada yang menulis quality time dengan keluarga. Ada juga yang sedang kencan. Ah,
sepertinya memang malam ini aku tidak ditakdirkan untuk kemana-mana.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Entah ada angin darimana, ketika
aku membuka salah satu instant messaging, aku melihat nama Jane disana. Dia
terlihat memasang status sedih yang sedikit berlebihan. Aku merasa ada yang
aneh. Karena selama aku mengenalnya, ia bukan tipe yang suka mengumbar perasaan
di dunia maya. Ah, kurasa itu cuma teman-temannya yang iseng meminjam
handphone-nya lalu menulis yang aneh aneh di statusnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku : Dibajak ya? ._.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Jane : Apanya yang dibajak?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku : Itu tuh, statusmu. Jangan
jangan kamu gak sadar kalo barusan dibajak o_O</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Jane : Ah enggak kok :)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku : Trus, itu beneran statusmu?
:o</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Jane : Iya </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku : Waduh, maaf maaf. Ya gak
biasanya aja kamu nulis kayak gitu. Maaf ganggu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Jane : Gapapa kok </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku : Yaudah, selamat bermalam
minggu ya. Jangan sedih lo, nanti Dika marah :D</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Jane : Iya :)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"></span></div>
<a name='more'></a><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Entah kenapa, emot senyum yang ia
berikan itu terasa tidak lazim. Dan kalimat demi kalimat yang ia tuliskan tidak
seperti biasanya aku memulai chat dengan dia. Tak mungkin aku berusaha mencari
tahu dengan menanyakan ke Jane langsung. Kata-katanya saja seperti itu, sudah
pasti jawaban berikutnya adalah “Aku gapapa, aku baik baik saja” dan beribu
kata kata klise lainnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Pilihan terakhir.... Stalking
twitternya</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Hari ini hari selasa. Dari info
yang aku dapatkan dari teman-teman sekampusku, malam ini HowTo akan bermain di
kafe dekat kampusku. Dan ini kesempatan emas untuk bisa membuat alasan agar
Lena mau kuajak berkencan malam ini. Kebetulan Lena juga suka dengan lagu-lagu
yang dibawakan oleh HowTo. Ia juga bilang bahwa tingkat kegantengan vokalisnya
sudah keterlaluan. Dalam hati aku berkata “Siapa dulu pacarnya. Jane kan keren”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku juga mempunyai kesempatan
mengenalkan Lena pada Jane. Karena kupastikan malam ini Jane pasti berada
disana untuk melihat pacarnya di atas panggung. Rencana yang cukup matang sudah
kusiapkan seharian ini untuk kegiatan malam nanti.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Matahari tenggelam dan mulailah
saat yang kutunggu-tunggu. Aku akan menjemput Lena dulu lalu pergi ke kafe
lebih cepat agar ada kesempatan untuk bertemu Jane.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Ketika sampai disana, aku
menemukan banyak orang sudah menempati tempat duduknya masing-masing. Dan aku
hampir kehabisan tempat duduk untuk kami berdua. Setelah beberapa saat mencari,
aku hanya menemukan satu tempat duduk tersisa di meja panjang. Mau tidak mau
kuserahkan kursi itu pada Lena, dan aku yang berdiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Saat ini masih band lokal yang
berada di atas panggung. Mereka bilang HowTo masih satu jam lagi. Dan satu jam
adalah waktu yang cukup lama untuk berdiri disini bersama Lena. Lalu aku
meminta ijin pada Lena untuk berjalan-jalan untuk menghabiskan waktu. Ia setuju
saja, karena kebetulan di kursi sebelah Lena ada teman sekampusnya. Jadi paling
tidak dia tidak sendirian.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sekitar 5 menit mengelilingi
kafe, aku merasa ingin keluar dan mencari udara segar. Sesampainya di luar, aku
mencoba menghubungi Jane. Karena sejauh penglihatanku di dalam kafe, tak
sekalipun aku melihat Jane. Aku melihat di instant messaging, ternyata dia
tidak online. Lalu kucoba sms, juga tidak dijawab. Ah mungkin ia sedang sibuk
di belakang panggung. Jadi kubiarkan saja.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
10 menit berlalu tanpa
tanda-tanda kehadiran Jane. Tiba-tiba sms datang dari Jane. Ia bilang ia tidak
datang malam ini untuk menonton HowTo. Aku tak percaya dan aku mencoba
meyakinkan diri dengan meneleponnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Halo, Jos?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya, Resta. Ada apa?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Enggak, cuma mau tanya aja, kenapa
kamu gak dateng malem ini”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ya soalnya emang aku gak
diundang sama Dika”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Loh, meskipun gak diundang,
bukannya kamu dateng juga kan?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya sih. Tapi sekarang aku agak
males. Hehe”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kok gitu sih?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Terserah gue dong. Hahaha”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kamu sekarang dimana sih?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Aku lagi di kosan aja”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Oh, emang gaada yang nganterin
kesini?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Resta, kan aku udah bilang kalo
aku males. Sebenernya aku bisa berangkat sendiri”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Yah, yaudadeh. Ntar kalo HowTo
mau main kukabarin ya”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya, makasih”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Okedeh”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Tawa yang terdengar dari ujung
telepon itu terasa hambar. Aku tahu itu sama sekali bukan tawa bahagia. Lalu ketika
ia mengucapkan kalimat yang agak panjang, suaranya terasa bergetar. Aku tak
tahu apakah mungkin itu dia sedang melakukan hal lain, atau mungkin memang
menahan sesuatu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku tak percaya orang seperti
Jane bisa melakukan hal itu. Sejauh ia pernah bercerita padaku, ia tak pernah
absen untuk melihat Dika diatas panggung. Bahkan sebelum mereka berpacaran.
Lalu kenapa malam ini ketika HowTo sudah mulai terkenal, ia malah tidak ada
disana?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Kemudian aku teringat ketika
malam itu aku stalking twitternya. Sekilas memang tak terasa aneh. Pada saat
itu ia menulis bahwa hari selasa HowTo akan tampil. Dan itu membuatku berpikir
bahwa ia akan datang. Tapi dari tweet-tweet sebelumnya, ia terlihat seperti
tidak menerima keadaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Dan puncaknya adalah tweet 7 hari yang lalu.
Itu berarti, jika aku melihatnya pada malam minggu, berarti tepat malam minggu
sebelumnya, atau saat aku dan Lena liburan ke puncak. Tweetnya memperlihatkan
kesedihan yang mendalam. Walaupun hanya satu tweet malam itu. Sebelumnya aku
berpikir tweet itu hanya pemanis saja, dan semua terlihat jelas sekarang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="text-indent: 36pt;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="text-indent: 36pt;">Biarkan bahagiamu menjadi
bahagiaku juga. Tapi sedih kusimpan sendiri. Tak usah kembali, lagi</span></blockquote>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku berlari menuju Lena, dan aku
bilang aku akan ada urusan sebentar. Tapi ia menyuruhku untuk cepat kembali,
karena 15 menit lagi HowTo akan berada di atas panggung. Aku meyakinkan Lena
untuk kembali tepat waktu. Lalu aku berbisik pada temannya agar menjaganya jika
aku tak kembali sesudah HowTo manggung. Awalnya Lena curiga. Beruntung temannya
bilang pada Lena bahwa aku hanya menitipkan Lena. Ia percaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Hal berikutnya ketika aku sampai
dikos tempat Jane tinggal adalah Jane tidak ada di kos saat itu. Pikiran buruk
menghantuiku. Mulai dari percobaan bunuh diri, penculikan, dan lain sebagainya.
Ah, tak mungkin Jane berpikir sependek itu. Lagipula itu sangat
kekanak-kanakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Tiba tiba ada wanita yang mengaku
teman sekamar Jane keluar dari dalam kos. Ia bilang bahwa Jane sedang berada di
taman belakang tempat kos tersebut. Disana memang cukup ramai pada malam hari,
karena ada semacam taman hiburan kecil dan banyak tempat duduk untuk bersantai.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Ketika sampai, aku tak langsung
bertemu dengan Jane. Butuh waktu untuk menemukannya, melihat tempat yang cukup
ramai ini. Kemudian aku mencoba mencari di kursi kursi taman di sekitar situ.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Terlihat satu kursi yang cukup
untuk kurang lebih 3 orang dengan penerangan seadanya dari lampu taman di
dekatnya. Tidak terlalu gelap juga tidak terlalu terang. Lalu terlihat wajah
yang tertimpa cahaya sebagian. Cahaya itu tak bisa berbohong tentang siapa
wanita yang berada disana. Dan aku merasa aku pernah mengalami hal ini
sebelumnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku duduk disampingnya, dan Jane
hanya diam. Aku yakin ia menyadari kedatanganku tapi memilih untuk
mengabaikannya. Mungkin ia tak suka dengan tipikal orang sepertiku yang ikut
ikut dengan masalah orang lain. Demi mencairkan suasana, aku memulai
pembicaraan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Jos, ngapain disini sendirian”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Mau cari angin aja”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ntar masuk angin lo”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ah, angin mana berani sama gue. Haha”
Sekali lagi, tawa getir itu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya juga sih, hahaha”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Bukannya kamu harusnya di kafe
ya, nonton HowTo sama pacarmu, siapa?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Lena”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya, Lena. Ngapain kamu jauh jauh
kesini?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ya gapapa, lagipula Lena udah
ada temennya disana”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Jagain Lena loh. Cewek itu rapuh.
Harus dijagain hatinya”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Gak terbukti tuh sama yang
disampingku nih”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Hahaha”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ketawanya maksa banget”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Becandanya juga maksa banget”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Hehe, iyasih”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“...”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
”...”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Untuk beberapa detik aku menunggu
kalimat berikutnya sambil berpikir apa yang harus kukatakan padanya, terasa
sangat lama. Aku baru tahu kalau hukum relativitas waktu Einstein juga berlaku
pada saat saat seperti ini. Memang aneh tapi nyata, waktu seperti
mempermainkanku dengan slow-motion yang dihasilkannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kamu, putus kah?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Apa aku perlu jawab
pertanyaanmu?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Ehm, seharusnya iya”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Seberapa penting jawaban itu
buat kamu?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Penting”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Apa lebih penting dari Lena
sampai kamu jauh jauh datang kesini untuk tidak menerima jawaban apapun dariku?”
Kalimat panjang sekali lagi membuatnya terlihat gemetar</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“...”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Gabisa jawab ya? Yaudah kalo
gitu giliran aku jawab”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“...”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Iya aku udah putus sama Dika”
kali ini suaranya bergetar dan terdengar jelas isakannya</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kenapa?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Dia milih yang lain”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Semudah itu kah?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Lebih mudah lagi, mungkin”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“...”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Kata kata mungkin itu adalah awal
dari air matanya. Aku tak tahu seberapa penting Dika baginya. Dan seberapa
sakit pengkhianatan yang dilakukan oleh Dika padanya. Namun hal ini terlihat
jelas bahwa dia benar benar sakit hati. Karena baru kali ini aku melihat dia
menangis cukup keras. Walaupun tidak berlebihan, tapi cukup membuat orang
disekitarnya merasakan sakitnya juga.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Pada tahap ini, aku tidak tahu
apa yang harus kulakukan. Aku bukanlah orang yang pintar menenangkan orang yang
sedang sedih. Karena memang Lena jarang menangis didepanku. Apalagi karena
masalah percintaan. Sehingga aku jarang mendapatkan keadaan seperti ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Yang aku tahu, perasaanku
bertambah sakit seiring dengan isakannya setiap detik aku berada disampingnya. Aku
hanya ingin menghentikan tangisnya malam ini, dan meyakinkan diri tidak akan
mendengarkannya lain waktu. Tapi aku masih tidak menemukan kalimat yang tepat
untuk kusampaikan padanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Sampai menit berikutnya aku hanya
diam dan duduk disampingnya. Masih tetap dalam kondisi yang sama ketika pertama
aku duduk disini. Sampai akhirnya aku hanya bisa menutup mata dan memutar otak
begitu keras untuk menenangkannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Ketika aku membuka mata lagi, aku
masih belum menemukan apapun. Dan yang kutemukan adalah tangisannya mulai
bertambah keras. Aku tak memiliki pilihan lain selain menutup mata lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Terakhir aku sadar, kedua
tanganku sudah melingkari bahunya. Dan aku melihat punggungnya. Secara tak
sadar, aku memeluknya dari samping. Mungkin ini adalah refleks alam bawah sadar
yang menyuruhku untuk memeluknya karena logika ku sudah tak bisa dipakai lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Untuk pertama ia memberontak dan
berusaha melepaskan tanganku. Aku menurutinya dan melepaskan kedua tanganku. Tapi
yang terjadi adalah isak tangisnya makin menjadi. Dan aku tak memiliki pilihan
lain untuk kembali menutup mata dan berakhir melingkari bahunya dengan kedua
tanganku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Kali ini ia berontak makin keras,
namun aku tak berniat untuk melepaskannya. Sehingga kedua tanganku makin kuat
melingkarinya. Untuk beberapa saat ia masih berontak menunjukkan ia tidak mau. Tapi
untuk beberapa saat kemudian akhirnya ia diam dan malah mendekap tanganku yang
berada di depannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Lalu Jane, dengan terbata-bata
berusaha mengatakan sesuatu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Jangan lepasin tanganmu ya”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Aku melepaskan dekapanku ketika
tangisnya benar benar berhenti. Lalu terdiam dan tersirat ingatan 10 hari yang
lalu. Aku tetap diam</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Kafe sudah mulai sepi dan
terlihat orang membereskan panggung dari peralatan yang baru saja dipakai. Mungkin
penampilan HowTo adalah penampilan terakhir. Dan mereka turun panggung kira
kira kurang lebih 1 jam yang lalu, jika melihat keadaan sekitar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Lena tidak ada di tempat ia duduk
tadi. Aku mencoba membuka handphone dan melihat missedcall darinya lebih dari
10 kali. Dan kali ini aku mencoba meneleponnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Halo, Len”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Apa?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kamu dimana?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Udah sampe kok”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Loh, siapa yang nganterin
pulang?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Orang pake seragam biru yang ada
gambarnya burung gitu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Maaf ya Len”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Selamat malam Resta”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Orang yang tak bisa membaca
pikiran orang lain pun tahu kalau Lena marah. Dan aku lah penyebab kemarahan
itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kurasa cukup buat keisengan kita
berdua” Lena mengawali pembicaraan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Mungkin”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Aku tahu kok kalo kamu udah
jatuh cinta sama orang lain”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“...”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Bagiku itu gapapa, walaupun aku
sendiri belum menemukan. Dan ternyata kamu duluan. Aku rasa hubungan yang
diawali dengan keisengan harus berakhir sekarang”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Memang begitu dan maaf Lena. Aku
pernah mendengar seseorang bicara bahwa jika aku jatuh cinta dua kali, maka aku
harus memilih yang kedua. Karena jika aku benar benar mencintai yang pertama,
tak mungkin aku jatuh cinta untuk kedua kalinya”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Apa itu berarti 10 bulan ini gak
kamu anggap beneran?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Untuk apa aku bercanda dalam
waktu selama itu? Dia datang tidak lama”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kalo gitu aku gak percuma
membuang waktu 10 bulan”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Nggak sama sekali. You are the
best”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Then, you too”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Percakapan kami tentang cinta
berakhir disana. Dan setelah itu kami kembali seperti 10 bulan yang lalu.
Ketika kami berdua bisa membicarakan hal-hal lucu seperti aku bisa berbicara
dengan sahabat baik. Lena cukup bisa menerima keadaan dengan baik, ia memang
dewasa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
Lena adalah yang terbaik.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Udah kamu sampaikan salamku ke
Lena?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Udah dong”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“ Ya lain waktu aku akan ketemu
dia sendiri buat minta maaf”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kayanya dia gaperlu permintaan
maafmu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kenapa?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Dia sudah memaafkanmu jauh
sebelum aku memutuskan untuk memilih kamu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Kamu bener Resta. Lena yang
terbaik”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
“Then, you too”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
Fin</div>
<br />Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-3563298656884117862013-03-30T19:36:00.002+07:002013-04-03T19:07:26.174+07:00Pahlawan Kesiangan<br />
<div class="MsoNormal">
Aku mau kok jadi pahlawan kesiangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yang mengantarkanmu pulang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Meskipun sekarang hujan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan hanya satu jas hujan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku mau kedinginan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku mau kok jadi pelindungmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Walaupun aku bukan pangeranmu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan hanya pengagum semu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi aku siap sedia apapun katamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kapanpun mintamu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi sayang aku tak pernah bicara<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hanya berpura-pura<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Bilang aku tak peduli<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Walau mengkhianati hati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hanya karena gengsi semata<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Yang membisukan bahasa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mengucapkanmu selamat pagi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Adalah keinginanku setiap hari<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi pun tak sekali<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku berani<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hanya ingin dalam hati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kau tak tahu pun tak apa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Lebih baik kurasa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Kau tahu pun buat apa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Takkan berakhir bahagia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Hanya berakhir pada jarak antara kita<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi kapanpun namaku kau sebut<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku siap menyambut<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Walaupun aku takut<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan lebih dulu terpagut<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tak sanggup melihat mata itu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tak indah memang<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tak juga luar biasa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi aku tak pernah tahan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Melihatmu lama lama<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku takut jatuh lebih dalam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di kedalaman ini saja<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Aku sudah tak sanggup keluar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tak dalam<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Tapi aku tak sampai<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Logika tak tercapai</div>
<div class="MsoNormal">
Hilang sudah rasionalitas</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Maafkan aku terlalu mengagumimu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dalam bisu<o:p></o:p></div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-39192865198070619052013-03-28T20:50:00.000+07:002013-03-28T20:50:13.996+07:00Jangan Lepaskan<br />
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<span style="text-indent: 0.5in;">Aku melihat seorang gadis yang
duduk di salah satu meja yang hanya memiliki dua kursi. Tipikal meja untuk
pasangan memang. Apalagi posisinya juga tidak terlalu terlihat dari depan. Ditambah
lagi, pencahayaan yang tidak terlalu terang juga tidak terlalu gelap, wajahnya
jadi terlihat tertimpa cahaya sebagian. Dan meskipun hanya sebagian, manis
wajahnya tak bisa kupungkiri lagi. Aku beruntung malam minggu ini bisa
kuhabiskan bersamanya. Walaupun ini hapir menjadi rutinitas kami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<span style="text-indent: 0.5in;">Namanya Lena. Gadis yang bisa
dibilang mempunyai banyak fans. Dia adalah cewek cool yang agak pendiam. Aku mengatakan
dia keren karena memang gayanya yang selalu enak dilihat. Tapi bukan yang
terlalu penggila fashion. Dan juga bukan yang terlalu mengumbar. Seakan-akan
semua pakaian yang dia pakai selalu keren dimataku. Tapi itu adalah bonus, aku
meyukainya karena sifatnya yang juga keren dimataku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Cewek”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Pasti alesan klasik lagi”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Hehe, kali ini beda. Macetnya gak
dijalan, tapi dirumah”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Emang dirumah ada si komo lewat
gitu ya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Ada, banyak”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Gila lu”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
</div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal">
Tak
banyak bicara aku langsung duduk berhadapan dengannya. Membicarakan hal yang
kami lalui selama tidak bertemu. Yah, seperti malam minggu sebelum-sebelumnya,
kami sering menghabiskan malam minggu berdua. Bosan? Tidak juga, karena tidak setiap
malam minggu kami bertemu, terkadang kami meluangkan waktu untuk urusan kami
masing-masing. Dan sejauh ini, seperti itulah bentuk hubungan kami berdua. Tak lebih
tak kurang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertemuan
kami berawal dari kampus yang sama. Sehingga aku sering bertemu dengannya. Awalnya
kami hanya teman biasa yang kemudian dijodoh-jodohkan karena sifat kami yang hampir
sama. Sama-sama sinting lebih tepatnya. Hanya bedanya aku tidak cukup sedikit
bicara untuk dibilang pendiam.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kami sudah
berjalan hampir 10 bulan. Waktu yang cukup lama untuk keisenganku. Karena kuakui,
aku memintanya menjadi pacarku itu hanya iseng saja. Aku pikir dia mau
menerimaku karena penjodohan kami berdua oleh teman-teman kami. Dan ternyata
benar, ia mau menerimaku menjadi pacarnya. Belakangan, ketika aku mengakui
bahwa aku hanya iseng saja di awal hubungan kami, dia juga mengakui bahwa dia
juga iseng menerimaku. Dia pikir aku akan menjadi lelaki yang baik untuknya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan
kemudian hal itulah yang mendasari ketidakseriusan kami dalam menjalani
hubungan. Namun tak apa, kami berdua hanya ingin menikmati masa-masa seperti
ini. Tak perlu banyak berpikir tentang masa depan, tak perlu banyak bicara
tentang pelaminan. Jalani apa saja yang ada.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kali ini
aku duduk sendirian di kantin kampus. Aku menunggu kedatangan teman-temanku. Salahku
sendiri terlalu cepat datang kesini, dan akhirnya tak ada satupun dari
teman-temanku yang menunjukkan batang hidungnya. Tapi paling tidak, aku tidak
menyesal datang cepat kali ini. Karena ada hal besar yang menanti untukku.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dari kejauhan
aku melihat gadis yang dulu pernah kukenal. Dia adalah teman sma-ku. Dan aku
baru tahu belakangan kalau dia juga masuk di universitas yang sama denganku. Yah,
untung saja ada dia, paling tidak aku tak sendirian disini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
”Resta?
Apa kabar? Lama nih gak ketemu”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Eh, si
Jos. Ternyata kamu kuliah disini. Kabar baik kok. Masuk jurusan apa?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Teknik
lingkungan. Kamu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Kalo
aku sih teknik mesin”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Oooh,
teknik mesin jahit? Hahahah”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Ya
bukanlah. Masih inget aja sih”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Ya iya
dong. Itukan jadi bahan guyonan waktu sma dulu”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Yaa
yaa. Yang penting sekarang aku betulan masuk teknik mesin”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Ahaha,
iyaa sip deh”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku biasa
memanggilnya Jos. Nama aslinya adalah Jane. Itu memang panggilannya ketika sma
dulu. Karena sifatnya yang blak-blakan dan cenderung ke tomboy. Yah, bisa
dibilang dia hampir tak memiliki masalah, karena masalah akan takut duluan
sebelum mendatanginya. Malah terkadang ialah yang mendatangi masalah. Sehingga
banyak lelaki yang suka berada di sekitarnya karena sifatnya yang asik.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
Dan
kebetulan kali ini ia datang dan tetap menunjukkan bahwa ia tidak pernah
berubah. Sampai sekarang ia tetaplah gadis yang periang dan disukai banyak
lelaki. Disukai sebagai teman tentunya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jujur
saja, aku dulu pernah menyukainya. Dan bukan sebagai sikap kecowokannya. Tapi menyukainya
sebagai seorang gadis normal. Tapi aku tidak pernah mengungkapkannya karena aku
pikir hanya suka sementara saja. Apalagi sekarang aku sudah memiliki pacar. Dan
barusan kudengar bahwa dia memiliki pacar juga. Dan kabar lain bilang kalau
pacarnya sangat rupawan. Ah, betapa beruntungnya dia.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tak
lama kemudian, teman-temanku datang dan melihat aku sedang bersamanya. Aku mengenalkannya
pada mereka. Dan hampir tak kusadari, mereka langsung akrab seperti teman lama
yang tidak bertemu. Memang gadis ini adalah gadis luar biasa dengan personaliti
yang juga luar biasa. Sedikit menyesal kenapa dulu tak kunyatakan saja
perasaanku. Mungkin dibalas kalau aku cukup beruntung.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sebenarnya
kami disini hanya ingin membicarakan masalah liburan saja. Apalagi ada Jane
yang ikut dalam forum kami, sehingga pembicaraan semakin ngalor-ngidul. Dan itupun
berakhir cepat karena salah satu dari temanku harus pergi karena panggilan dari
dosen. Secara tak resmi, pembicaraan kami ditunda sampai waktu yang belum
jelas. Diikuti dengan temanku yang lain, kami bubar.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu
tinggal aku dan Jane berdua. Kami melanjutkan pembicaraan tentang masa sma. Sedikit
bernostalgia tentang apa yang terjadi di masa lalu. Mulai dari masalah sma
kami, teman-teman lama kami, sampai masalah percintaan. Yah, aku tak berani bilang
langsung bahwa dulu aku pernah menyukainya. Karena itu mungkin akan memalukan.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Udah
sore, gak pulang?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Maunya
sih, tapi pacarku masih latihan band”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Oh,
namanya siapa? Mungkin aku kenal”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Dika,
vokalisnya HowTo”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Oh,
band indie yang baru baru ini terkenal itu ya? Keren banget kamu jadi pacar
vokalisnya”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Hehe,
makasih”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Yaudah,
kalo mau kuanterin gapapa sih. Dengan syarat pacarmu gak boleh cemburuan. Ntar abis
aku”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Waaah,
makasih loh. Tenang aja, dia juga sering minta tolong orang lain buat jemput
aku kok. Biasalah orang sibuk”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
“Sip”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hari
ini terasa sangat panjang karena adanya Jane. Gadis yang pernah kusukai. Yah,
walaupun hanya sekedar bisa mengantarkannya pulang, aku sudah senang. Dan aku
tak pernah berharap lebih karena sainganku adalah vokalis band keren.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oiya,
aku sendiri kan punya pacar…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
Malam minggu kali ini, takkan sama
seperti malam minggu biasanya. Karena kali ini, aku pergi ke puncak dan menyewa
sebuah villa untuk 10 orang. Villa yang cukup besar dengan pemandangan yang
bagus. Dan yang paling luar biasa adalah, aku bisa membawa Lena bersamaku. Dengan
syarat, aku tidak melakukan hal yang aneh aneh. Padahal aku hanya ingin
refreshing bersama saja. Aku tak berani aneh aneh dengannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
Acara kami hanya acara standar
saja. Seperti bakar jagung, menyalakan kembang api, cerita seram saat malam,
dan lain sebagainya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
Lena adalah seorang penakut jika
berhubungan dengan cerita-cerita seram. Dia memilih untuk tidak ikut
mendengarkan dan mengajakku keluar. Yah, sebenarnya aku juga ingin ikut dengan
teman-temanku, tapi demi pacar apa boleh buat. Kami memilih untuk duduk di
gazebo yang disediakan di tengah taman.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Res, pernah gak kamu mikir serius
untuk hubungan kita?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Sebenernya pernah sih”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Trus gimana hasilnya?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Ya hasilnya ya sekarang ini. Aku sama
kamu berdua disini”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Duh, bukan itu”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Emang yang kayak gimana? Tumben banget
kamu ngomong kayak gini”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Ya aku kepikiran aja sama kata
katamu dulu, kalo kamu cuma iseng aja”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Katanya kamu juga iseng nerima aku”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Tapi bukan berarti cintamu cuma
iseng kan?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Kenapa diem?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Kenapa? Gabisa jawab pertanyaanku?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Maaf sebelumya. Bukan aku gabisa
jawab pertanyaanmu. Bukan aku diem karena aku emang gak serius. Tapi kenapa
baru sekarang kamu tanya kayak gitu. Ketika kita sudah selama ini. Sebenernya aku
gak perlu kamu tanyakan seperti itu untuk masalah perasaan. Kalo aku gak
serius, gak mungkin bisa sampai selama ini. Gak perlu kamu tanyakan kepastian ke
aku. Perasaanku itu udah pasti. Udah terlanjur pasti”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Jadi intinya, kamu serius kan?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Apa perlu aku bilang lagi bahwa
dulu aku iseng? Biar nanti kamu jawab bahwa sekarang kamu juga iseng tanya
kayak gitu?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“…”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
“Aku gaperlu masa depan, aku
gaperlu masa lalu. Yang penting sekarang kamu disini, disampingku. Dan bahuku
akan ada ditempatnya buat sandaranmu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
Kemudian kami berdua terdiam. Dan perlahan-lahan
Lena mulai melepaskan pertahanan terakhirnya dan menyerahkan kepalanya ke
bahuku. Sampai akhirnya tanganku melingkari bahunya untuk dia bersandar. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
"Jangan lepasin tanganmu ya"</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
Kami menghadapi dinginnya puncak
berdua. Untuk malam ini. Mungkin malam ini saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
To be continued…<o:p></o:p></div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-65195330247964290122013-03-04T20:30:00.001+07:002013-03-04T20:30:30.414+07:00Promot promotSiapapun dirimu<br />
Apapun kamu<br />
Lewat browser manapun kamu<br />
Aliran musik bagaimanapun dirimu<br />
Kalau punya waktu<br />
<br />
mbokya dateng ke <a href="http://www.soundcloud.com/wuagwong">Soundcloud Wuagwong</a><br />
<br />
Makasih :DAgung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-62806830988134911182013-02-26T16:55:00.001+07:002013-02-26T17:32:13.908+07:00Surat Cinta<br />
<div class="MsoNormal">
Aku diminta pacarku untuk membuat sebuah surat cinta
kepadanya. Surat cinta yang isinya pernyataan ingin menjadi pacar. Istilahnya
jaman sekarang itu ‘nembak’. Walaupun kami sudah pacaran sampai tiga tahun,
tentu saja hal seperti itu bukan untuk hubungan yang sudah senior seperti kami.
Apalagi kami sudah sama sama dewasa.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Untuk pertama dia meminta, aku iyakan saja tanpa banyak
tanya. Aku kira itu untuk peringatan hari jadi kami yang sebenarnya tidak jelas
kapan tanggalnya. Tapi, kami berdua memutuskan untuk menetapkan tanggal
berdasarkan hari kemenangan klub favorit kami berdua. Chelsea. Karena pada hari
itu, Chelsea mendapatkan piala Liga Champions. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Alasan kami memilih hari itu sebenarnya aneh
saja. Dan hal itupun kami putuskan satu tahun sesudah kemenangan Chelsea. Hanya
karena ada yang bertanya tepatnya kapan kami resmi jadian. Karena yang aku
ingat, pada hari itu kami nonton bareng final Liga Champions. Dan ketika gol terjadi, refleks kami berdua
melompat dan memeluk satu sama lain. Dan tirai halus yang membatasi kami berbicara berdua pun sedikit
demi sedikit lenyap. Hubungan kami naik satu tingkat saat itu</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lucu memang, tapi itulah hubungan yang terjadi di antara
kami. Bahkan aku tak bisa berhenti tertawa jika ada orang yang memintaku untuk
bercerita tentang bagaimana hubungan kami.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal">
Ketika dia memintaku untuk dibuatkan surat yang kedua
kalinya, dia lebih serius. Air mukanya berubah pada saat aku menjawabnya dengan
cuek saja sambil tertawa kecil. Dan dia minta dengan tegas untuk memberikannya
di hari jadi kami berdua, di jam yang dia minta, di tempat yang ia tunjukkan.
Dan satu lagi, harus romantis.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seumur-umur aku hanya membuat surat cinta dua kali. Yang
pertama adalah ketika aku masih ingusan. Jaman dulu aku belum mengenal sistem
pdkt. Yang aku tahu adalah “aku suka kamu, kita pacaran”. Mungkin karena
pengaruh tayangan televisi saat itu, sehingga aku sudah kenal yang namanya
pacar-pacaran. Dan bodohnya aku, aku tak memikirkan satu frasa lagi di tengah
kalimat yang aku elu-elukan. Karena seharusnya “aku suka kamu, kamu suka aku,
kita pacaran” dan aku tidak mendapatkan frasa tengah tersebut. Aku jadi bahan
tertawaan satu sekolah. Dan surat cintaku yang kedua adalah tugas Bahasa
Indonesia dari sekolah menengah pertamaku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mendapat tugas ketiga ku di umur yang sudah tidak muda lagi
ini membuatku bertanya-tanya, bagaimana cara membuat surat cinta yang romantis.
Aku hampir kehabisan ide, dan akan memberikan tugasku pada internet. Tinggal
search surat cinta romantis, ribuan halaman akan muncul secara bersamaan. Tapi,
demi tiga tahun kami, aku akan berjuang keras untuk membuatnya dalam waktu
dekat. Mengingat hari jadi kami yang tinggal satu minggu lagi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
H-3 akhirnya aku siap untuk menunjukkan pada temanku dan
bertanya apakah surat yang aku buat sudah cukup romantis. Sehingga nanti ia
tidak marah. Karena aku tahu, ini masalah serius untuk dia.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kurang lebih begini isi suratnya</div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Maaf, aku bukan
pujangga yang bisa menggombalimu tiap hari<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Maaf, aku bukan
penyanyi yang bisa meluluhkan hatimu dengan senandung merdu<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Maaf, aku hanya pemuda
biasa yang sedang dimabuk cinta<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Bahkan surat inipun
aku buat dengan seluruh hati dan tenaga<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Namun, jika suatu saat
aku menggombalimu, bersiaplah untuk merangkai kembali badanmu<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Karena kepinganmu yang
akan tercecer kemana-mana<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Namun, jika kau tidak
meleleh karena apiku, maka ada yang salah denganku<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Itu berarti aku tak
cukup mencintaimu<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Karena seorang lelaki
akan sangat kurang ajar bila tidak mampu membuat puisi dikala ia rindu<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Karena seorang lelaki
akan sangat kurang aja bila tidak mampu membuat pasangannya jatuh hati lebih
dalam lagi<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Dan, jika engkau
sadari, sesungguhnya saat ini aku sedang menggombalimu.<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i>From kamar kos,<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<i>With love<o:p></o:p></i></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku yakin, ia akan marah dengan hasil dari tulisanku.
Pertama, tidak ada unsur ‘nembak’ sesuai
yang ia inginkan. Kedua, aku menulisnya di kertas hvs dengan pensil warna. Aku
pikir akan lebih baik, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Dan yang terakhir,
surat ini sama sekali tidak romantis.</div>
<div class="MsoNormal">
Ah, kalau ia benar benar mencintaiku, pasti hal seperti ini
tidak akan mengganggunya. Optimis saja.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hari ini kami bertemu di tempat yang ia minta, namun
sayangnya, sedikit terlambat karena baru saja aku mengalami kemacetan parah di
perjalananku tadi. Salahku karena tidak berangkat lebih cepat. Namun itu sama
sekali tidak membuatnya marah. Ia hanya tersenyum padaku, mempersilakan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tak hanya senyumnya yang menggetarkan, di sekitarku banyak
orang yang tidak kukenal menyapanya. Banyak orang berumur 40 tahunan yang
tersenyum padanya. Aku cuek saja, karena memang ia mempunyai banyak relasi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu, dia meminta surat yang aku buat sebelumnya. Untung
saja aku tak lupa, mungkin hariku akan hancur, begitu juga dengan hubunganku
dengannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ia mulai membacanya, tak lama kemudian ia tertawa dan
menggenggam surat itu erat erat. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya, aku
hanya bisa membalas tawanya dengan senyumku. Lalu, ketika dia berhenti tertawa
dan mulai berbicara, aku merasa ada angin yang dapat kapan saja membunuhku. Ekspresinya
berubah dengan tiba-tiba.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Maaf, seharusnya aku menyadari semua ini dari awal hubungan
tidak sehat yang kita jalani. Aku dan kamu tak seharusnya bersatu. Kita adalah
sama, dan Tuhan memutuskan kodratnya sejak Adam tercipta di dunia. Maka dari
itulah Hawa tercipta.”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sedetik terasa berjam-jam menunggu kalimat berikutnya. Hanya
untuk menunggunya mengambil nafas, seluruh tenggorokanku tercekat. Asam lambung
yang terasa ingin keluar terus menerus menonjok perut sisi atasku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
”Maaf, akhir akhir
ini aku memang tidak bisa bertemu denganmu, karena kedua orangtuaku memutuskan
untuk mencarikan seorang Hawa untukku. Aku memilih hari ini, karena hari ini
juga aku ditunangkan dengannya. Mereka takut akan hal yang jauh lebih parah,
jika ini dibiarkan terus menerus. Maafkan aku...”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku tidak tahu apa yang ada didepanku saat ini, namun aku
merasa semua yang kulihat menjadi buram. Seperti kaca depan mobil yang wipernya
tidak dinyalakan saat hujan deras. Dan kurasakan tanganku menyentuh lantai
marmer. Aku bertumpu pada keempat alat gerak utamaku, namun masih kurasakan
gravitasi yang menarikku semakin dalam.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Semua orang di sekitarku mendadak kenal padaku. Mereka semua
seperti iba melihatku seperti ini. Namun sebagian di antara mereka tersenyum
puas. Aku tak bisa membedakan mana yang lebih keji, menggunakan topeng iba di
depan seseorang yang perlu dikasihani, ataukah menunjukkan wajah asli disaat
seperti ini.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku tidak tahu apa yang kulakukan, tapi aku refleks
memeluknya lalu memberikan salam dan selamat pada wanita yang berada 1 meter
dibelakangnya. Walaupun ia belum mengenalkanku pada wanita itu, aku yakin
wanita itulah orangnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan aku pergi dengan salam yang paling ramah yang pernah
bisa aku ucapkan pada manusia yang keji seperti mereka.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
Aku lupa mengambil surat itu. Biarkan saja dia menyimpannya,
paling tidak ia tidak akan melupakan ia berasal darimana dahulu. Begitu juga
denganku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Ah, sepertinya aku memang harus benar-benar kembali ke jalan
yang lurus. Dan aku menemukan bakatku yang terpendam, menulis surat cinta. Dan
kali ini aku akan membuat surat cinta kepada kaum hawa sungguhan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJp6N9YMs1JoHa2KJjjmro26CpzUSAp14gTg6_CWpAkAh9E2HzdopuVhAEcRvBYk6LZaKcXaVMWVjs970Oi9hwQs4y7ZDvRaTjPrHcu0vf6d05rnQEfFvjEdFevaU1Q6fSgwceh4HoIAg/s1600/IMG_4881.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJp6N9YMs1JoHa2KJjjmro26CpzUSAp14gTg6_CWpAkAh9E2HzdopuVhAEcRvBYk6LZaKcXaVMWVjs970Oi9hwQs4y7ZDvRaTjPrHcu0vf6d05rnQEfFvjEdFevaU1Q6fSgwceh4HoIAg/s320/IMG_4881.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM8AXr6gGgnp_B6wE2EFKIKVR-0tOB5noVhbnvTruvxQzlcRaIErOipcT7XQF6vLyqG66IuklEjE9L84m2F50y7v05MW5JaNk0D59EzeatbXRt4xER9hP63hnTihVVUnlqpsCEYK2q6rk/s1600/IMG_2772.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM8AXr6gGgnp_B6wE2EFKIKVR-0tOB5noVhbnvTruvxQzlcRaIErOipcT7XQF6vLyqG66IuklEjE9L84m2F50y7v05MW5JaNk0D59EzeatbXRt4xER9hP63hnTihVVUnlqpsCEYK2q6rk/s320/IMG_2772.JPG" width="213" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0XLKNzpsjQy0OB4o-UPcIGmy0SxOzeZ8_EvkmL-fwQMsdS7DWgtp4Bpw66DlHSKoxqQuETNggxR6QNdm9UqE6k2ChPIi7kL4mcuaz7_YfDwFV6eKVgKP4HawlmkGrVhbWjyzDiMp9zy8/s1600/IMG_2741.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0XLKNzpsjQy0OB4o-UPcIGmy0SxOzeZ8_EvkmL-fwQMsdS7DWgtp4Bpw66DlHSKoxqQuETNggxR6QNdm9UqE6k2ChPIi7kL4mcuaz7_YfDwFV6eKVgKP4HawlmkGrVhbWjyzDiMp9zy8/s400/IMG_2741.JPG" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i>"Jadi cewek ya, aku suka sama cewek"</i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-68021008015923542352013-01-25T21:37:00.000+07:002013-01-25T21:37:40.977+07:00Naga itu ada di dalam dirimu<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8tNEToS-QUicEKPKcNA_ZjxMCUMkhwcV_QiaP1ZAwZoqUOEMdz0u7Ns5TaiJ1-6iK0rKRUe-ex515h-6aOf-gC__XsCqjuclms_anZipu5zBr_w88icRAzhOIqLJqlaFN8CgGzHK2IjE/s1600/IMG_0141+(2).JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8tNEToS-QUicEKPKcNA_ZjxMCUMkhwcV_QiaP1ZAwZoqUOEMdz0u7Ns5TaiJ1-6iK0rKRUe-ex515h-6aOf-gC__XsCqjuclms_anZipu5zBr_w88icRAzhOIqLJqlaFN8CgGzHK2IjE/s640/IMG_0141+(2).JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
Blu : Kenapa kamu kasih nama aku Blu? Apa gaada nama lain
yang lebih bagus? Cuman tiga huruf dan artinya pun cuma satu, biru</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jow: Soalnya pas kamu
lahir warnamu merah. Aku gasuka merah. Aku sukanya Chelsea</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Blu : Kecerdasanmu hanya sebatas melebihi burung beo</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jow : Tapi kau lahir dari kecerdasanku. Terima saja</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Coba bayangkan dirimu memiliki seekor naga yang lahir dari
kepalamu. Bukankah itu menjadi sesuatu yang luar biasa? Walaupun naga naga itu
tidak bisa dibuktikan eksistensinya, tapi mereka ada. Mereka ada di sekitar
kalian dan membantu kalian dalam berbagai hal. Bayangkan saja naga itu adalah
cerminan dari diri kalian. Sehingga apapun yang kalian lakukan, mereka akan
menjadi interpretasi dari diri kalian sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Coba lihat diriku disini. Entah sejak kapan aku mulai
berbicara dengannya. Awalnya ia malu malu denganku. Bicara padaku pun tak mau. Tapi
setelah aku melakukan hal hal baik untuk orang orang di sekitarku, ia mulai mencoba
mendekatiku, minimal hanya melirik. Dan lama kelamaan itu berhasil.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku mulai dekat dengannya, sering curhat atas segala
sesuatu. Walaupun aku terkadang tidak paham dengan ceritanya dari dunia naga. Katanya
kepemimpinan naganya itu berbentuk tirani. Pemimpinnya sangat keras. Kalau tidak
salah ia berada di negara yang dipimpin oleh Brythorn. Naga api yang berada di
puncak gunung es abadi. Makanya ketika Blu datang, warnanya merah. Ia terbuat
dari api yang tidak mati karena dinginnya es.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lalu, yang paling bagus dari semuanya adalah, aku jadi tak
pernah merasa kesepian. Dimanapun aku berada, ia selalu mendampingiku. Walaupun
memang ia lebih penakut daripada aku. Tapi paling tidak, dengan kehadirannya
aku tak pernah merasa sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di satu waktu, aku pernah bercerita padanya tentang
kehidupan cinta yang kujalani. Entah dapat darimana kata kata bijak yang tiba
tiba ia lontarkan. Padahal umurnya di sisiku, di duniaku sangatlah singkat. Seperti
ia dewasa dengan waktu yang cepat. Dan dia bilang “Bro, makin gede nyari cinta
itu makin susah. Makin banyak toleransi dan kriteria”. Untuk satu ini memang,
kata katanya benar menurut pandanganku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Coba lihat anak sd pacaran. Kalaupun ada, dijamanku dulu
yang bisa mereka lakukan adalah mengirimkan surat melalui teman. Bisa dapat
surat cinta itu rasanya sudah luar biasa. Apalagi berani bertemu muka dengan
orang yang disuka. Lalu naik satu menjadi smp. Mungkin di smp jamanku dulu hanya
bisa smsan dan telpon. Bisa ketemuan dan jalan itu deg-degannya juga udah
setengah mati. Tapi apa sih yang mereka cari itu sebenernya? Bukannya mereka
itu pake konsep “aku suka kamu, kamu suka aku. Lalu kita pacaran” begitu saja
bukan?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kalau mau melihat agak besar lagi, jaman kuliah misalnya. Sesudah
lihat fisik, yang ditanya berikutnya agama lah, ras lah, keturunan lah, harta
lah, idealisme lah. Dan banyak lagi. Padahal terkadang belum tentu suka betulan
juga. Kasihan kalau menikah tapi tidak cinta. Apalagi cuma karena harta. Kalau harta
bisa habis. Cinta seharusnya tidak.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan itu yang membuat aku rindu akan masa kecilku. Dimana aku
mengenal kata cinta hanya sebatas “aku suka kamu, kamu suka aku. Lalu kita
pacaran” dan tak perlu tapi tapi. </div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
***</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Terlihat di ujung kelas ia sendiri. Tidak melamun, seperti
melihat sesuatu yang berputar putar di sekitarnya. Memang, dari dulu ia seperti
itu. Dan dia selalu berceloteh tentang naga biru yang berwarna merah yang
dimilikinya. Teman-temannya menganggapnya orang gila, tapi justru dari
kegilaannya itulah banyak cerita inspiratif sekaligus motivasi bagi
teman-temannya yang sedang patah hati.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan yang paling favorit dari dirinya adalah, dia layaknya api yang tak pernah padam meskipun berada di suhu sedingin puncak gunung es sekalipun.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mungkin ada benarnya tentang naga yang selalu ia sebut sebut. We should try, then :)</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-50262708884192856592013-01-11T21:11:00.000+07:002013-01-11T21:11:08.004+07:00Allah Adalah Pacarku<br />
<div class="MsoNormal">
Hari ini hari yang baik. Tuhan tersenyum padaku melalui
hidupku dan hidup orang orang di sekitarku. Yah, walaupun seharusnya setiap
hari adalah hari yang baik, mungkin baru hari ini aku menyadari kebaikan dari
hari itu sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Perjalanan yang kutempuh terasa mengasyikkan. Walaupun aku
menemukan beberapa hal yang berubah. Seperti toko sepatu sepi pengunjung dipinggir
jalan, dekat dengan lampu merah yang biasanya memainkan lagu-lagu menyebalkan,
sekarang telah menjadi suatu minimarket berwarna merah-jingga yang hampir di
setiap ruas jalan selalu ada. Aku sedikit menyesal mengapa tak kuingat wajah
pemilik toko sepatu itu.</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal">
Lalu secara simultan, helm yang dikenakan oleh pengendara-pengendara
lain di depanku seakan memperlihatkan suatu lukisan. Aku tak yakin apa yang
berusaha mereka sampaikan, yang jelas aku tahu helm-helm itu tersenyum. Dan
dilanjutkan dengan lampu lampu motor mereka yang menyala bergantian. Seperti ada
tempo dan irama yang apik di antara lampu lampu itu. Siapapun dirigennya, lampu
itu menjadi pemandangan unik selama perjalananku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Begitu juga dengan gas buangan motor, mobil, truk, maupun
bus yang sudah tua. Aku tahu pembakaran tidak sempurna yang mereka lakukan
menghasilkan jelaga. Dan itu tidak baik bagiku. Namun karbon yang berterbangan
itu menari di depanku dan menyemangatiku. Tak tahu bentuk semangat mereka seperti
apa. Yang aku tahu, Tuhan ada disana, di jalan raya bersamaku.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sesungguhnya Tuhan tidak pernah berhenti menunjukkan
kehadirannya di sekitarku. Aku hanya tak mau menyadarinya. Dan aku yakin bahwa
ketidaksadaranku lah yang membuatku merasa kesepian. Seperti kamu semua. Sesungguhnya kehadiran
Tuhan ada di dalam dirimu. Hanya aku tak mau mengenalmu dan berbincang dengan
Tuhan melalui dirimu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan mungkin hari ini menjadi semakin indah karena aku baru
saja diingatkan oleh Tuhan. Aku diingatkan untuk tidak menjadi bukan diriku
sendiri. Untung aku bertemu denganmu. Walaupun pertemuan adalah perpisahan yang
tertunda, tapi aku menemukan sebagian dari Tuhan dalam dirimu. Mungkin itu yang
membuat aku sempat mencintaimu. Karena aku pernah lihat suatu gambar sepasang
kakek dan nenek yang sudah ubanan tersenyum satu sama lain dengan tulisan, “Jika
cinta karena Allah, cinta itu tidak akan mati”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku yakin cintaku tidak akan mati padamu. Yang mati hanyalah
keinginan untuk memilikimu. Karena pada hakikatnya, kamu adalah milik
orangtuamu. Ya, kamu semua. Tentunya sebelum kamu dewasa. Maka dari itu,
biarkan aku mencintaimu semua. Itu adalah salah satu caraku mencintai Tuhan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Getaran ketika bersamamu tidak lagi getaran yang berasal
dari tulang belakang bagian pinggul. Getaran itu sekarang berasal dari ubun
ubun yang menjalar ke seluruh tubuh. Hampir sama dengan getaran ketika aku
menangis di atas sajadah tua. Ketika aku bertemu dengan Tuhan disaat sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Dan sekarang semua terasa lengkap. Aku dapat bertemu dengan
Tuhan kapan saja. Pada saat sendiri, maupun pada saat bersama kamu kamu semua.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku bersyukur dalam keterpurukanku. Bukan berarti aku
menikmatinya. Aku bersyukur karena aku bisa berdiri lebih tegak dari biasanya. Walaupun
terkadang pohon pisang yang lemah akarnya bakal menghalangi jalanku, aku
berani. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Angin tidak pernah salah, hanya akar saja yang terlalu
lemah. Cobaan tidak pernah berat, hanya mental saja yang mudah menyerah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku hanya, terlalu bahagia hari ini. Terlalu bahagia karena
telah menyadari bertemu dengan Tuhan hampir sehari penuh. Dan memang sewajarnya,
karena Tuhan selalu bersama orang orang yang mau menyadarinya. Bukan hadits, cuma
kata kataku sendiri.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Seperti calon mertua yang galak pada calon menantunya, ia
menguji ketahanan calon menantunya dengan berbagai cara. Hanya demi mendapatkan
yang terbaik. Begitu juga Tuhan, sebelum kita bertemu dengannya, ia mempersiapkan
kita dengan baik sebelum kembali.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Mungkin cuma dengan Tuhan pacaran diperbolehkan</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Allah, aku mencintaiMu. Jadilah pacarku.</div>
Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-75541564010678154882013-01-02T09:13:00.001+07:002013-01-02T09:14:33.969+07:00Keraguan Adalah KepastianAku tak tahu harus mulai darimana<br />
Sulit dipahami bagi yang tak dilanda cinta<br />
Di mataku seperti ada jalan besar tanpa pemisah<br />
Dua arah<br />
Tapi tak jelas yang mana mengarah ke hatimu<br />
<br />
Orang diterpa cinta tak pernah berpikir sempurna<br />
Jika cinta membuatmu berpikir, itu bukan cinta<br />
Bekukan dirimu dan jadilah patung 'Sang Pemikir'<br />
Karya Auguste Rodin<br />
Kalau dirimu jatuh cinta, sudah jelas<br />
Karya Tuhan Maha Cinta<br />
Karena pikiranmu takkan sampai sana<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Kata ayah<br />
"Yang pasti hanya 3<br />
Mati, Rejeki, Jodoh<br />
Tapi 2 harus di datangi<br />
Karena Tuhan sudah menyiapkannya untuk kita<br />
Tinggal manusia mau tidak menjemput rejeki dan jodoh mereka"<br />
<br />
<br />
Sekali, aku terbang ke Gunung<br />
Disana selimut putih membentang<br />
Tak terlihat siapa yang ada di depanku<br />
Tapi aku tahu, satu<br />
Mimpiku tentangmu ada didepan sana<br />
Tak terlihat<br />
Hanya aku tahu kalau ada disana<br />
Aku percaya<br />
<br />
Lihat aku<br />
Manusia tak rupawan tak pula dermawan<br />
Hanya daging dan lemak yang diberi bakat menulis<br />
Bahkan membuat orang jatuh hati pada karyanya<br />
Tapi belum pada harumnya<br />
Esensi sebenarnya<br />
<br />
Tidak masalah seberapa jauh jalan yang kutempuh<br />
Tidak masalah serumit apa rute yang dilalui<br />
Tidak masalah berapa pohon pisang yang menghalangi jalan<br />
Bahkan tersesat pun aku bersedia<br />
Jika itu di hatimu<br />
<br />
<br />
Keraguan adalah kepastian<br />
Karena tidak ada yang pasti untuk saat ini<br />
Di luar ruang aku menjerit<br />
Tak pasti juga siapa yang mau mendengar<br />
Apalagi di dalam hatiku yang sempit<br />
Karena terlalu penuh oleh namamu<br />
Hingga menyisakan sedikit ruang untuk logika<br />
<br />
<br />
Tuan polisi<br />
Tahan kami<br />
Tuan hakim<br />
Hukum kami<br />
Dia yang bersalah karena mencuri hati<br />
Aku yang bersalah karena tak membawa surat ijin<br />
Sekalian tersesat<br />
<br />
<br />
Cinta itu...<br />
Aku tak cukup dewasa untuk mendefiniskannya<br />
Tak cukup pintar untuk menjelaskan reaksinya<br />
Tak cukup kuat untuk bertahan diterpa badainya<br />
Tak cukup bila hanya cintaku sendiri<br />
Yah, seorang mencinta juga butuh cinta<br />
Walaupun cuma butuh mencinta untuk bisa buat sajak cinta<br />
Meskipun cuma ada satu sisi sisanya<br />
<br />
Apa aku terlalu banyak berpikir dan sampai beranjak dari sekedar karya Auguste Rodin?Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2266647461763371130.post-14664261785981221932012-12-19T20:40:00.001+07:002012-12-19T20:40:52.146+07:00Berpuisi di Hadapan Tuhan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtfTMcd4O0L1aerOfCFPqTkuw12WUliSKqk9uWuoKxmVo0BBfrO8YK6QvgAmoSg_F5zgzIOtQI3rifFbPVS0XPAMAQDDb0s3w6JtP1LQJd7Gl_ecGa6hD9aUqF-7QUTOX_DdvZLWc3LWg/s1600/IMG_0428_edited.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtfTMcd4O0L1aerOfCFPqTkuw12WUliSKqk9uWuoKxmVo0BBfrO8YK6QvgAmoSg_F5zgzIOtQI3rifFbPVS0XPAMAQDDb0s3w6JtP1LQJd7Gl_ecGa6hD9aUqF-7QUTOX_DdvZLWc3LWg/s320/IMG_0428_edited.jpg" width="268" /></a></div>
Duhai Tuhan Maha Cinta<br />
Izinkan aku membenci cinta kali ini saja<br />
Agar perih itu sirna<br />
Agar hatiku buta<br />
Kali ini saja<br />
<br />
Pernah aku merasa kosong<br />
Tak ada ujungnya<br />
Hingga pagi menyingsing<br />
Tak ada beda<br />
<br />
Pernah aku merasa hina<br />
Tak pantas mencinta<br />
Karena janji yang tak tertulis<br />
Karena dilema<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Ya, aku bisa saja<br />
Dengan mudahnya meminum arak<br />
Lalu lupa<br />
Ya, aku bahkan bisa<br />
Menciummu, tepat dikeningmu<br />
Di kening bayangan semu<br />
<br />
Pernah lagi mulutku disumpal selang<br />
Ditiupkan gas hidrogen<br />
Hingga tubuhku melayang menatap plafon rumah<br />
Pernah lagi tubuhku dihempas topan<br />
Jatuh terguling<br />
Dan tak mungkin bangkit lagi<br />
<br />
Tapi semua tak seberapa<br />
Pernah, ya aku pernah<br />
Jika kamu tahu ruang yang paling sepi<br />
Jika kamu tahu suara yang paling lirih<br />
Jika kamu tahu cahaya yang paling gelap<br />
Disanalah aku<br />
<br />
<br />
Oya, maaf aku lancang menilaimu<br />
Tapi kamu begitu sempurna dimataku<br />
Sehingga, jauh sebelum aku mengenal kata cinta<br />
Aku sudah terlebih dahulu cinta padamu<br />
<br />
<br />
Aku sempat cemburu pada waktu<br />
Terus berjalan, meski semua terdiam<br />
Dan aku masih terdiam<br />
<br />
<br />
Ya, aku pencemburumu<br />
Aku cemburui semua yang ada di sekitarmu<br />
Yang bebas<br />
Aku cemburui bahkan diriku sendiri<br />
Yang mampu mencitaimu<br />
<br />
<br />
<br />
Duhai Tuhan Maha Cinta<br />
Pecundangi aku dengan cinta<br />
Mungkin aku bahagia<br />
<br />
<br />Agung Putra Wijayantohttp://www.blogger.com/profile/11915102241579995399noreply@blogger.com0