Jauh Wong berjalan menyusuri aspal berdebu dengan matahari yang dengan bangganya menunjukkan dirinya diatas kepala setiap orang yang berada di tengah jalan saat itu. Hanya doa yang bisa ia panjatkan pada yang Maha Kuasa, yang menemani perjalanan Wong, yang bahkan ia sendiri tak tahu dimana ia berada.
Jembatan, jalan raya, jalan kecil, perkampungan, bahkan sampai persawahan yang sama sekali belum pernah Wong lihat sebelumnya, sudah ia lalui. Sms dari mantan kekasihnya, ia lihat kembali dan masih sama seperti sedia kala. Dia hanya bisa berharap mantan kekasihnya tidak tahu keadaan dia sekarang seperti apa.
Hingga pada akhirnya, Wong menemukan setitik harapan. Ia menemukan sebuah penunjuk jalan ke arah rumahnya. Ia mencoba yakin untuk terakhir kalinya, dan mengikuti penunjuk jalan tersebut.
Entah karena keberuntungan sedang berpihak padanya, atau mungkin Tuhan sedang tersenyum padanya, Wong bisa sampai dirumahnya dalam keadaan capek yang luar biasa.
***
Setibanya di rumah, masih ada yang harus Wong lakukan sore itu. Ia harus menemui mantan kekasihnya saat itu juga. Dan mantan kekasihnya tidak mungkin untuk menunda hal tersebut karena orang tuanya sulit untuk mengijinkan gadis itu untuk keluar rumah.