Pesan Untukmu

Tuuut...

Halo, aku sedang meneleponmu sambil duduk di kursi dibawah kanopi, di atas sebuah balkon rumah yang sepi dengan diselimuti langit malam nan sunyi.

Aku tahu kamu sedang tak enak hati untuk menjawab telepon ini, tapi satu yang aku sadari, aku disini merindukanmu. Walaupun ini hanya sekedar pesan yang ditinggalkan lewat wanita yang memberi kabar bahwa telepon genggammu tidak aktif. 

Iya, maafkan aku yang merindukanmu, merindukan suaramu. Aku hanya ingin mendengarnya barang sepatah kata. Walaupun takkan sebagus penyanyi, takkan semerdu peserta kontes suara lainnya. Aku tak tahu berapa banyak pesan lagi yang harus kutinggalkan untukmu. Sampai kau menjawabku, sampai kau balik meneleponku, sampai kau tahu apa yang harus kau katakan padaku.

Baru saja terdengar bunyi pertanda bahwa pesan hampir mencapai batasnya. Aku tak tahu apalagi yang harus kukatakan padamu setelah semuanya. Yang jelas, aku belum menyerah untuk bisa mendengarkan suaramu. Tapi, yang aku takut hanya satu, aku tak lagi menghubungimu.

Aku tutup pesan ini dengan kerinduan yang membuncah namun sunyi,
Dengan cinta yang meriah namun tak terperi
Dengan hati yang luas namun tak berisi
Dan ku harap kamu disini, di tempat luas yang kusiapkan untukmu
Di hati.

Tut.. Tut.. Tuuut...
Category: ,

0 comments:

Posting Komentar